Rektor Ungkap Makna Rebranding Unika Soegijapranata Semarang Jadi SCU

Rektor Ungkap Makna Rebranding Unika Soegijapranata Semarang Jadi SCU

Nasional | sindonews | Kamis, 14 Agustus 2025 - 19:41
share

Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang telah resmi mengusung nama baru, Soegijapranata Catholic University (SCU) sejak 2022, bertepatan dengan usia kampus ke-40 tahun. Rebranding ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan bagian dari upaya memperkenalkan lebih luas sosok dan nilai-nilai luhur Mgr. Albertus Soegijapranata, pahlawan nasional dan Uskup Agung pertama dari Indonesia.

Rektor SCU, Ferdinandus Hindiarto menjelaskan bahwa selama ini masyarakat cenderung menyebut kampus ini hanya sebagai "Unika", tanpa menyertakan nama Soegijapranata. Padahal, menurutnya, sosok Soegija memiliki warisan nilai yang penting untuk terus dihidupi dan dikenalkan, terutama di kalangan generasi muda.

"Dulu orang mengenal kampus ini dengan nama Unika, begitu saja, tanpa menyebut nama Soegijapranata secara lengkap. Mulai 2022, kami resmi menggunakan nama baru Soegijapranata Catholic University, dengan harapan nama Soegija yang berada di depan sering disebut dan lebih banyak didengar," kata Ferdinand dalam keterangannya, Kamis (14/8/2025).

SCU kini juga menggunakan logo baru dengan huruf "S" yang terkesan simpel dan modern. Tak hanya itu, sejak 2023 muncul fenomena unik di kalangan sivitas akademika, setiap kali nama SCU disebut, spontan mereka menjawab dengan semangat, nyenengke!, sebuah ekspresi khas Jawa yang berarti menyenangkan.

"Kemunculan itu tanpa didesain, alami begitu saja," ujarnya.Ferdinand menyatakan, dengan nama Soegijapranata yang lebih sering disebut dan didengar, maka untuk menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkannya diharpkan jadi lebih mudah.

Disampaikan, Soegijapranata merupakan sosok yang sangat nasionalis. Ia terkenal dengan ucapannya: ‘100 persen Katolik 100 persen Indonesia’ serta ‘Kasih untuk Tanah Airku’.

Di lingkungan kampus, juga terdapat quote dari Soegijapranata yang dilulis dengan huruf berukuran besar: ‘Talenta pro Patria et Humanitate’ yang merupakan semboyan dari SCU Semarang.

“Yang artinya bakat dan talenta pemberian Tuhan harus dipersembahkan untuk bangsa/negara dan kemanusiaan. Itu sebuah misi besar yang kami jaga dan kami hidupi di SCU ini,” ucap mantan General Manager PSIS Semarang itu.

Ditegaskan Ferdinand lebih lanjut, peran Soegijapranata dalam revolusi kemerdekaan tak kecil. Setelah Soekarno-Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan RI, Seogijaprana bersurat ke Vatikan agar mengakui kemerdekaan Indonesia."Setelah Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia, negara-negara lain berbondong-bondong turut mengakui," ucapnya.

Diakui, kisah-kisah perjuangan Soegijapranata memang tak banyak terdengar. Karena memang Soegija, kata Ferdinand’ lebih menyukai silent diplomacy, bekerja dalam sunyi.

"Pada 2012, Garin (Nugroho) melaunching film Soegija, namun tampaknya film itu terlalu berat, sehingga tidak meledak di pasaran,” kata Ferdinand, sembari terkekeh.

Pada konteks sivitas akademika, nilai-nilai Soegija yang egaliter dan senang membersamai, sambung Ferdinand, saat ini diterjemahkan dengan apa yang disebut ‘spiritualitas perjumpaan’ di SCU Semarang.

"Spritualitas perjumaan adalah semangat yang menghidupi dosen di kampus ini untuk mendampingi mahasiswa, karena hakikat pendidikan ada dalam perjumpaan itu," ucapnya.Dalam spiritualitas perjumpaan itu, sambung Ferdinand, setidaknya terkandung tiga nilai: joyfull (penuh suka cita), cura personalis (perawatan terhadap seluruh pribadi/individu), dan reflektif (berpikir mendalam dan kritis).

"Perjumpaan dosen dan mahasiswa di kelas, itu perjumpaan yang memakan waktu panjang, maka harus bermakna dan menyenangkan,” tegasnya.

Albertus Soegijapranata merupakan Uskup Agung pertama dari Indonesia. Ia dilahirkan di Surakarta pada 25 November 1896. Soegija meninggal dunia di Steyl, Belanda, pada tanggal 22 Juli 1963. Ia wafat di sebuah biara di Steyl, setelah mengalami serangan jantung.

Empat hari setelah wafatnya Soegija, Presiden Soekarno menandatangani Keppres penetapan Soegijapranata sebagai Pahlawan Nasional. Jenazah Soegija kemudian diterbangkan ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang.

Topik Menarik