TNI AD Janji Transparan Usut Kasus Kematian Prada Lucky
TNI Angkatan Darat (AD) masih mendalami kasus pengeroyokan Prada Lucky Chepril Saputra Namo hingga tewas. TNI AD berjanji transparan dalam mengusut tuntas kasus tersebut.
"Dari awal TNI AD sudah terbuka terkait kasus ini, rilis perkembangan juga terus kita berikan, penetapan 20 orang tersangka juga salah satu wujud komitmen TNI AD untuk mengungkap dan memproses kasus ini sampai tuntas," kata Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Kamis (14/8/2025).
Wahyu belum menjelaskan motif dari para tersangka. Penyidik masih mendalami hal tersebut. Meski begitu, ia menegaskan persidangan kasus tersebut akan digelar secara terbuka.
Baca Juga: Ungkap Motif Pembunuhan Prada Lucky, Begini Penjelasan Kadispenad
"Nanti setelah pemeriksaan ini akan ada pelimpahan kepada Oditur Militer juga akan disampaikan secara terbuka ke publik, proses persidangan juga bisa diikuti oleh publik secara terbuka," ujarnya.Sebelumnya, penyidik Pomdam Udayana telah menetapkan 20 prajurit sebagai tersangka atas kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Korban diduga tewas akibat dianiaya oleh seniornya.
"Kini ada 20 orang prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana di Mabes AD, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Sebelumnya, Komisi I DPR RI mendorong adanya perbaikan sistem pembinaan prajurit TNI. Permintaan ini dilayangkan setelah adanya temuan Prada Lucky Chepril Saputra Namo tewas mengenaskan diduga akibat dianiaya oleh seniornya. "Semestinya harus ada perbaikan," ujar Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh saat dihubungi, Selasa (12/8/2025).
Dorongan serupa juga dilayangkan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono. Ia meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bisa memberi perhatian serius terhadap masalah ini.
Ia meminta Agus dan Maruli memperbaiki sistem pembinaan mental dan budaya satuan di TNI AD. Tujuannya, kata Dave, agar tak ada relasi senior-junior yang mengakibatkan kekerasan.
"Kami juga meminta agar Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat memberikan perhatian khusus terhadap pembinaan mental dan budaya satuan, agar tidak terjadi lagi pola relasi senior-junior yang berujung pada kekerasan," kata Dave.










