DPR Minta Motif 20 Tersangka Tewaskan Prada Lucky Diungkap: Komandannya Ikut Juga
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin meminta Polisi Militer Daerah Militer (Pom Dam) IX Udayana untuk mengungkap motif tersangka menghabisi nyawa Prada Lucky Chepril Saputran Namo. Apalagi, kata dia, para tersangka kini bertambah menjadi 20 prajurit.
"Iya perlu diungkap, mengapa sampai terjadi kejahatan bersama-sama? Kan itu (korban) cuma satu orang, ada apa? Kok sampai dikeroyok oleh puluhan orang. Tentara macam apa yah," ujar Hasanuddin, dikutip Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Perwira TNI Jadi Tersangka Kematian Prada Lucky, Kadispenad: Sengaja Izinkan Kekerasan
Apalagi, kata Hasanuddin, terdapat satu perwira dari 20 prajurit yang ditetapkan tersangka. Ia tak habis pikir, perwira yang juga menjabat komandan pleton Prada Lucky.
"Lalu komandannya di situ yang ikut juga. Gila juga kan," ujar Hasanuddin.
Sebelumnya, Kadispenad, Brigjen Wahyu Yudhayana menyampaikan bahwa penyidik Pomdam Udayana telah menetapkan 20 Prajurit sebagai tersangka atas kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Korban diduga tewas akibat dianiaya oleh seniornya.
"Kini ada 20 orang personel prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka," ujar Wahyu di Mabes AD, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Baca juga: Terungkap, Penganiayaan terhadap Prada Lucky Ternyata Tak Hanya Dilakukan Sehari
Saat proses penyelidikan awal kasus ini, kata dia, pihaknya lebih dulu menetapkan empat orang sebagai tersangka yakni Pratu AA; Pratu EDA; Pratu PNBS; Pratu ARR. Sementara 16 prajurit lainnya masih dilakukan pemeriksaan Intensif.Ia menjelaskan dengan ditetapkan sebagai tersangka maka prajurit ini langsung dilakukan penahanan.
"Kemarin, bahwa sudah ada update kemarin itu 4 prajurit menjadi tersangka dan keempat orang ini kemarin sudah saya sampaikan dilakukan penahanan di subdenpom 9-1 di Ende," ujarnya.
Prada Lucky merupakan anggota TNI yang baru lulus pendidikan dua bulan. Setelah resmi menjadi anggota TNI, dia langsung ditempatkan di Batalion Pembangunan 843.
Batalion itu baru tiba di Nagekeo sekitar sebulan untuk membantu pembangunan masyarakat di daerah itu.
Dari sejumlah foto dan video yang beredar, tubuh Prada Lucky dipenuhi sejumlah lebam dan memar. Ada juga luka seperti tusukan di kaki dan belakang tubuhnya. Korban sempat dilarikan ke Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kabupaten Nagekeo, tapi kemudian dinyatakan meninggal pada Rabu, 6 Agustus 2025.










