Mahasiswa Asal Rwanda Ini Lulus Studi Doktor di ITS dengan 7 Publikasi Scopus

Mahasiswa Asal Rwanda Ini Lulus Studi Doktor di ITS dengan 7 Publikasi Scopus

Gaya Hidup | sindonews | Senin, 11 Agustus 2025 - 11:22
share

Mahasiswa ITS asal Rwanda Ntivuguruzwa Jean De La Croix berhasil menamatkan program Doktoral Ilmu Komputer di Departemen Teknik Informatika dengan tujuh publikasi bereputasi Quartile 1 (Q1) Scopus.

Jean, sapaan akrabnya, ia berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)melalui beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendiktisaintek).

"Lingkungan akademik ITS memberikan ruang luas bagi saya untuk mengembangkan ide dalam bidang keamanan internet,”katanya, melalui siaran pers, Senin (11/8/2025). Baca juga: Penelitiannya Masuk Scopus, Mahasiswa Ini Lulus dari ITS Tanpa Skripsi

Lebih lanjut, Jean membagikan bahwa penelitiannya berfokus pada pengamanan informasi secara digital. Menurutnya, di era saat ini, transmisi data digital telah meningkat pesat dan banyak orang menggunakan media sosial, sehingga banyak data yang perlu dijaga kerahasiaannya.

Melalui penelitian ini, dirinya berusaha menciptakan sistem keamanan yang lebih baik guna melindungi data pribadi maupun informasi sensitif di berbagai platform digital.Baca juga: Kisah Safhira, Mahasiswa Termuda ITS yang Baru Berusia 15 Tahun

Melanjutkan ceritanya, Jean memaparkan publikasi pertamanya bertajuk A Convolutional Neural Network to Detect Possible Hidden Data in Spatial Domain Images.

Penelitian ini mengusulkan arsitektur Convolutional Neural Network (CNN) baru yang mampu meningkatkan akurasi deteksi data tersembunyi sekaligus memperbaiki stabilitas pelatihan jaringan. “Prosesnya melibatkan tiga tahap utama, yakni pra-pemrosesan, ekstraksi fitur, dan klasifikasi,” jelasnya.

Jean menjelaskan, pada tahap pra-pemrosesan digunakan filter spatial rich model untuk memperkuat noise. Selanjutnya, ekstraksi fitur dilakukan dengan konvolusi separable dua dimensi guna meningkatkan sinyal dan menangkap fitur lokal.

Terakhir, pada tahap klasifikasi, digunakan pooling multi skala dan tiga lapisan fully connected untuk menghasilkan prediksi yang lebih akurat sekaligus mempercepat waktu pelatihan. “Dari hasil tersebut mempercepat waktu pelatihan hingga 30,81 persen,” jelasnya. Selain dari segi akademik, Jean juga berbagi pengalaman tentang kehidupan kampusnya di ITS selama tiga tahun tersebut. Dirinya mengungkapkan, ITS International Office sangat membantunya terutama lewat program Buddy Department yang membuatnya lebih mudah beradaptasi dan mengenal budaya akademik serta sosial di kampus.

“Kalau ada hal yang susah saya mengerti, saya biasanya langsung tanya ke para volunteer,” ujarnya.

Terakhir, melalui pencapaiannya yang membanggakan, mahasiswa bimbingan Prof Tohari Ahmad SKom MIT PhD ini berhasil menjadi salah satu wisudawan pada Wisuda ke-132 ITS mendatang.

Topik Menarik