Wujudkan Indonesia Emas 2045, Unhan Komitmen Tingkatkan Kualitas Dosen
Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) menegaskan komitmennya dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) pertahanan yang unggul dan berdaya saing global. Hal itu sebagai upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan menjadikan Unhan sebagai Universitas Pertahanan Kelas Dunia.
Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Unhan Toro Djulianto mengatakan, kualitas dosen menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
"Pertahanan negara tak hanya soal senjata, tapi soal otak dan karakter manusia yang mengendalikannya," tegas Toro yang merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan II Tahun 2025, Jumat (18/7/2025).
Baca juga: Canda Prabowo di Unhan: Harusnya Saya Sebut Kapolri Dulu, Baru Panglima
Menurut Toro, kunci kedaulatan Indonesia di masa depan bukan hanya terletak pada teknologi militer, melainkan pada kualitas SDM pertahanan yang mumpuni. Unhan sebagai satu-satunya perguruan tinggi pertahanan di Tanah Air, bertanggung jawab untuk mencetak prajurit intelektual dan pemikir strategis.“Untuk bisa bersaing di tingkat global, kami harus mulai dari dalam. Dosen adalah ujung tombak,” jelas Toro.
Atas dasar itu, Toro menekankan pentingnya transformasi kualitas dosen di Unhan melalui tiga aspek utama atau Trikuda World. Pertama, Sistem Informasi Mutu Dosen (SIMDosen) yakni, sistem berbasis digital yang memetakan kinerja, kualifikasi, dan capaian dosen secara akurat.
Baca juga: SBY Diminta Prabowo Berpidato di Pembukaan Kampus Unhan: Perintah Panglima Tertinggi Saya Siap
Toro menyebut, saat ini tercatat ada 578 dosen di Unhan. Dengan sistem ini akan diketahui mana dosen yang linear dan tidak. ”Sistem ini memberikan suatu data, saran, solusi, dan masukan kepada pimpinan dalam hal ini rektor. Selanjutnya, rektor akan mengambil kebijakan apa yang tepat untuk meningkatkan kualitas dosen tersebut,” ujarnya.
Kedua, penerapan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE). Menurut Toro, kurikulum ini dirancang untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cakap secara akademis, tetapi juga siap menghadapi dinamika industri pertahanan dan tantangan global nyata. “Kami tidak mencetak sarjana biasa, melainkan pemimpin strategis masa depan. Ini akan segera diterapkan, kita sudah membuat drafnya, sesuai amanah Dikti sudah harus diterapkan pada Agustus 2025,” kata Toro.
Ketiga, melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) secara berkelanjutan. Menurut Toro, Monev ini untuk melihat sejauh mana pencapaiannya baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. “Alat bantu ini masih berbentuk prototype tapi bisa digunakan untuk internal di lingkup Unhan dan bisa dimanfaatkan di fakultas atau program studi (prodi),” katanya.
Toro menyebut, transformasi ini tak hanya berdampak pada dosen secara individu, tetapi juga pada ekosistem akademik secara keseluruhan. Pembelajaran menjadi lebih kontekstual, kolaborasi global terbuka luas, dan riset strategis dalam bidang pertahanan semakin berkembang.
”Unhan sadar betul bahwa perang masa depan adalah perang siber, informasi, bahkan perang hibrida. Maka, riset dan inovasi menjadi senjata utama – dan dosen adalah komandan di balik itu semua,” kata Toro.
Toro menambahkan, semua langkah ini adalah bagian dari Renstra Unhan 2030 yang menargetkan Unhan sebagai World Class Defence University, Visi ini menuntut Transformasi diberbagai lini, mulai tata kelola, Kurikulum, Insfrastruktur Akademik, hingga paling mendasar kualitas dosen dan kontribusi Unhan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Dengan SDM pertahanan yang tangguh, Indonesia akan berdiri sejajar, bahkan unggul di mata dunia. Kami di Unhan RI siap menjadi lokomotif perubahan itu,” ucapnya.










