Baterai Motor Listrik Honda Meledak di Jepang, Bagaimana Nasib Pengguna di Indonesia?

Baterai Motor Listrik Honda Meledak di Jepang, Bagaimana Nasib Pengguna di Indonesia?

Otomotif | sindonews | Rabu, 16 Juli 2025 - 15:29
share

Honda Motor Co., Ltd. di Jepang secara resmi mengumumkan penarikan kembali (recall) besar-besaran untuk baterai Mobile Power Pack e:, sebuah komponen vital yang menjadi jantung bagi motor listrik populer mereka. Penyebabnya? Sebuah cacat produksi fatal yang berpotensi menyebabkan korsleting hingga kebakaran hebat.

Pengumuman ini sontak mengirimkan gelombang kekhawatiran hingga ke Indonesia, di mana ribuan pemilik motor listrik Honda EM1 e: dan CUV e: menggunakan tipe baterai yang sama. Pertanyaan besar pun menggantung: apakah baterai yang mereka gunakan setiap hari juga merupakan "bom waktu" yang siap meledak?

Cacat Produksi yang Bisa Memicu Api

Di Jepang, Honda meminta seluruh pemilik unit yang terdampak untuk segera berhenti menggunakan baterai mereka. Ini bukan sekadar imbauan; tapi peringatan darurat. Investigasi menemukan adanya cacat pada proses pengelasan dan komponen internal baterai.

Cacat ini bisa menyebabkan kebocoran cairan elektrolit. Jika terus digunakan, cairan korosif ini bisa menyebabkan pengendapan logam, yang pada akhirnya memicu korsleting dan potensi kebakaran yang mengerikan.

Secara total, ada sekitar 12.282 unit baterai yang ditarik kembali di Jepang, dengan nomor seri antara UAHD-1000001 hingga UAHD-1019282, yang diproduksi antara Juli 2021 hingga April 2022. Honda berjanji akan mengganti semua unit yang bermasalah dengan baterai baru secara gratis.

Kecemasan di Tanah Air dan Jawaban AHM

Kabar ini tentu membuat para pemilik motor listrik Honda di Indonesia was-was. Model EM1 e: dan CUV e: yang sudah banyak mengaspal di jalanan Tanah Air menggunakan baterai dengan merek dan tipe yang sama persis. Apakah mereka juga harus berhenti menggunakan motornya?

Menanggapi kecemasan publik, PT Astra Honda Motor (AHM) akhirnya angkat bicara. Ahmad Muhibbuddin, General Manager Corporate Communication AHM, memberikan sebuah klarifikasi yang melegakan, namun juga memicu pertanyaan baru.

"Untuk yang di Indonesia tidak terdampak ya, aman. Baterai tidak diimpor dari Jepang," kata Muhib saat dihubungi SindoNews, Rabu (16/7).

Menurutnya, baterai untuk motor listrik Honda yang dipasarkan di Indonesia memiliki sumber berbeda. Baterai untuk CUV e: dan EM1 e: diimpor dari India, sementara baterai untuk Icon e: didatangkan langsung dari China.

Analisis Kritis: Aman, atau Hanya Beda Sumber Masalah?

Pernyataan AHM ini memang menenangkan. Secara teknis, jika baterai tidak berasal dari lini produksi yang sama dengan yang bermasalah di Jepang, maka seharusnya aman.Namun, ini juga membuka sebuah diskusi kritis tentang kompleksitas rantai pasok global.

Standar Kualitas: Apakah standar kontrol kualitas di pabrik India dan China sama ketatnya dengan di Jepang? Sebuah cacat produksi di satu negara bisa saja terjadi di negara lain jika standar pengawasannya tidak seragam.

Transparansi: Apakah konsumen berhak tahu secara detail perbedaan antara baterai buatan Jepang, India, dan China? Hingga kini, informasi tersebut tidak pernah dibuka secara gamblang kepada publik.

Pada akhirnya, meskipun para pemilik motor listrik Honda di Indonesia bisa bernapas lega untuk saat ini berdasarkan jaminan dari AHM, insiden di Jepang adalah sebuah pelajaran mahal. Ini adalah pengingat keras bahwa era elektrifikasi datang dengan serangkaian risiko baru. Kepercayaan konsumen kini tidak hanya bergantung pada merek, tetapi juga pada transparansi dan jaminan keamanan dari setiap komponen yang membangun sebuahkendaraan.

Topik Menarik