6 Tanda Busi Motor Mulai Lemah, Jangan Tunggu Motor Mogok di Jalan

6 Tanda Busi Motor Mulai Lemah, Jangan Tunggu Motor Mogok di Jalan

Otomotif | inews | Kamis, 18 Desember 2025 - 18:45
share

JAKARTA, iNews.id – Ukurannya kecil dan kerap luput dari perhatian, namun busi memegang peran krusial dalam menentukan performa sepeda motor. Komponen ini bertugas memicu percikan api di ruang bakar, yang menjadi awal dari proses pembakaran bahan bakar dan udara. Ketika kinerjanya menurun, dampaknya tidak bisa dianggap sepele karena berpengaruh langsung pada tenaga mesin hingga kenyamanan berkendara.

Dalam sistem pengapian, busi menerima tegangan tinggi dari koil yang bisa mencapai 20.000 hingga 30.000 volt. Tegangan tersebut kemudian diubah menjadi percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Jika busi mulai melemah, proses pembakaran menjadi tidak sempurna. Akibatnya, motor bisa terasa brebet, kehilangan tenaga, bahkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros dari biasanya.

Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, Wahyu Budhi mengatakan, tidak hanya berfungsi sebagai pemantik api, busi juga kerap dijadikan indikator kondisi mesin. Warna elektroda atau ujung busi dapat memberikan gambaran proses pembakaran. Warna cokelat muda menandakan pembakaran berjalan normal, sedangkan busi yang menghitam menunjukkan campuran bahan bakar terlalu kaya atau busi kotor. Sementara itu, warna putih menjadi sinyal adanya panas berlebih atau kondisi mesin yang terlalu panas.

"Ketika busi tidak lagi bekerja optimal, kenyamanan berkendara pun ikut terganggu. Ada sejumlah tanda yang bisa dikenali pengendara sebagai peringatan awal. Di antaranya motor sulit dihidupkan, terutama saat mesin masih dingin, tenaga terasa menurun atau ngempos ketika digas, mesin brebet atau tersendat, konsumsi bahan bakar lebih boros, warna elektroda busi tidak normal, serta percikan api yang kecil atau tidak stabil saat dicek secara manual." ujarnya dalam keterangan persnya, Kamis (18/12/2025).

6 Tanda Busi Motor Mulai Lemah

- Motor sulit dihidupkan, terutama saat mesin dingin.

- Tenaga motor terasa menurun atau ngempos saat digas.

- Mesin brebet atau tersendat saat berjalan.

- Konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.

- Warna elektroda busi menghitam (berjelaga) atau terlalu putih (indikasi overheat).

- Percikan api busi kecil atau tidak stabil saat dicek.

Kondisi busi yang melemah juga berpotensi memengaruhi keselamatan di jalan. Dalam situasi tertentu, seperti saat menyalip kendaraan lain, melintasi tikungan, atau terjebak kemacetan, mesin bisa tiba-tiba tersendat. Pada kondisi terburuk, motor bahkan dapat mogok mendadak. Karena itu, memahami kondisi busi bukan hanya soal menjaga performa, tetapi juga bagian dari upaya meningkatkan keselamatan berkendara.

Dampak Jika Busi Bermasalah

- Performa motor tidak maksimal dan tidak nyaman dikendarai.

- Mesin bisa tersendat saat menyalip, menikung, atau di kemacetan.

- Risiko mogok mendadak yang membahayakan keselamatan.

- Potensi kerusakan mesin jika dibiarkan terlalu lama.

Untuk mencegah kendala tersebut, pengendara disarankan rutin memeriksa kondisi busi. Pemeriksaan ideal dilakukan setiap 4.000 kilometer, sementara penggantian busi dianjurkan pada jarak tempuh 8.000 hingga 12.000 kilometer, tergantung jenis dan kondisi pemakaian motor.

“Busi itu komponen kecil, tetapi efeknya sangat besar terhadap performa motor. Ketika mulai muncul gejala seperti mesin susah hidup atau motor terasa kurang bertenaga, itu tanda bahwa busi harus segera diperiksa. Pada kondisi seperti ini, tentu bisa membahayakan pengendara apalagi saat motor digunakan,” ujar Wahyu Budhi.

Cara Mendeteksi Kondisi Busi

- Periksa warna dan kebersihan ujung busi secara visual.

- Cek kestabilan percikan api busi.

- Rasakan gejala mesin saat motor digunakan sehari-hari.

- Gunakan busi sesuai spesifikasi motor untuk hasil optimal.

Di tengah mobilitas masyarakat yang semakin padat, menjaga performa sepeda motor menjadi kunci agar perjalanan tetap aman dan efisien. Dengan memahami fungsi busi serta mengenali tanda-tanda busi melemah sejak dini, pengendara dapat menghindari risiko mogok mendadak sekaligus mencegah potensi kerusakan mesin yang lebih serius di kemudian hari.

Solusi dan Perawatan

- Lakukan pengecekan busi secara rutin setiap 4.000 kilometer.

- Ganti busi pada jarak tempuh 8.000–12.000 kilometer.

- Segera periksa ke bengkel jika muncul gejala mesin tidak normal.

Topik Menarik