Cara Prabu Siliwangi Hadirkan Keamanan dan Kesejahteraan untuk Rakyat Pajajaran

Cara Prabu Siliwangi Hadirkan Keamanan dan Kesejahteraan untuk Rakyat Pajajaran

Nasional | sindonews | Selasa, 15 Juli 2025 - 06:54
share

Prabu Siliwangi terkenal menjadi raja termasyur karena berhasil membawa ke masa kejayaan hingga menciptakan kesejahteraan. Langkah Prabu Siliwangi dalam mempertahankan keamanan dan menciptakan stabilitas perekonomian di masyarakatnya cukup bijaksana.

Prabu Siliwangi juga memiliki tingkat kereligiusan tinggi dalam memerintahkan kerajaannya. Kedekatannya dengan agamanya menjadi strategi Prabu Siliwangi untuk menghindari kutukan para dewa dan hyang.

Siapa saja yang berani melanggar segala ketentuan yang tetap ditetapkan Kerajaan Pajajaran, maka ia tergolong orang yang tidak beruntung di dunia maupun kehidupan setelah mati. Pada Prasasti Sanghyang Tapak misalnya, menyebutkan tentang adanya kutukan para dewa bagi siapa saja yang melanggar ketentuan raja.

Baca juga: Kisah Prabu Siliwangi Naik Takhta usai Kalahkan Ratu Japura yang Terkenal Kesaktiannya

Dengan demikian, walaupun seorang yang melanggar ketetapan tidak mendapat sanksi secara fisik, tetapi aturan tersebut terasa mengena di jiwa masyarakat. Oleh karena era Sri Baduga Maharaja dikenal oleh masyarakat luas dengan seorang raja yang memiliki karisma besar dan titisan dari para dewa. Potongan kalimat naskah Siksakanda Karesian menyebutkan "tan kreta ja laki (bi) dina urang reya ja loba di sanghyang siksa", yang "artinya yang tidak merasa tenteram adalah rumah tangga yang telah melanggar Sanghyang Siksa". Sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" dikisahkan, kitab Sanghyang Siksakanda ng Karesian dipercaya Kerajaan Pajajaran sebagai kitab luhur.

Baca juga: Kisah Ibu Kota Kerajaan di Bawah Prabu Siliwangi, Dijaga Tiga Kelompok Pasukan Sakti

Sudah sepantasnya setiap masyarakat mematuhi aturan yang ada di dalamnya. Siapa saja tidak mematuhi, maka akan sebagai balasannya mendapat hukuman setimpal. Menyadari hal di atas, guna mengantisipasi kejahatan di masyarakat, Sri Baduga Maharaja telah memiliki taktik dengan menunjukkan Siksakanda Karesian sebagai bentuk aturan negara.

Ia menciptakan keadilan menggunakan pedoman kitab ini, sehingga masyarakat pun mematuhi kitab tersebut. Bahkan kitab Siksakanda Karesian telah dipelajari secara luas oleh masyarakat Sunda.

Selain itu, Sri Baduga Maharaja memiliki sistem teknis yang apik. Dengan membentuk satuan tentara yang kuat, maka negara akan disegani oleh siapa pun. Dalam Carita Parahiyangan menyebutkan bahwa beberapa jenis kesatuan tentara kerajaan seperti bayangkara (penjaga keamanan), prajurit, pamarang (prajurit yang ahli dalam memainkan pedang), dan pamanah (orang yang ahli memanah), di bawah kekuasaan hulujurit.

Di bawah satu komando tersebut, semua pasukan mampu bersatu padu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Era Sri Baduga Maharaja terkenal tidak pernah perang, tetapi kehebatan pasukannya dikenal oleh seluruh kerajaan di Nusantara. Ketangguhan prajurit Pajajaran teruji di era Prabu Surawisesa. Carita Parahiyangan menyebutkan bahwa Surawisesa tercatat melakukan serangan 15 kali selama menjabat sebagai raja di Pajajaran.

Topik Menarik