Trump Siapkan Sanksi Mematikan ke Rusia, Ancaman Kiamat Ekonomi bagi Putin
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mempersiapkan serangkaian sanksi yang disebut dapat mengakibatkan keruntuhan total ekonomi Rusia. Menurut sumber di Kremlin, langkah ini diambil menyusul penarikan diri Presiden Rusia Vladimir Putin dari perundingan damai dengan Ukraina.
Perundingan langsung pertama dalam tiga tahun antara Ukraina dan Rusia sempat menghasilkan kesepakatan pertukaran 1.000 tahanan perang pada Jumat. Namun, pembicaraan di Istanbul itu gagal setelah Moskow memaksa Kyiv menarik pasukannya dari empat wilayah yang dikuasai Rusia, yakni Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia dan Kherson sebagai syarat gencatan senjata.
Tragisnya, beberapa jam setelah perundingan, serangan drone Rusia ke minibus sipil di timur laut Ukraina menewaskan sembilan orang. General SVR, saluran Telegram mengklaim memiliki sumber di Kremlin, yang melaporkan bahwa Trump "kehilangan kesabaran" dengan Putin.
Dilansir dari The Daily Express, Trump sebelumnya menyatakan tidak akan ada kemajuan sebelum bertemu Putin. Namun, ia kini telah memerintahkan kepemimpinan Rusia untuk segera menentukan tujuan perang dan melaporkan kepadanya.
Sanksi yang sedang dipertimbangkan Trump akan menyasar ekspor bahan bakar fosil Rusia, sumber pendanaan utama perang di Ukraina. Sebuah postingan di General SVR menyebut, paket sanksi baru AS akan melumpuhkan perdagangan energi dan sektor perbankan Rusia.
"Dengan harga minyak Rusia di bawah USD30 per barel jika sanksi diterapkan, ketegangan sosial di Rusia bisa mencapai titik kritis dalam sembilan bulan," tulis saluran itu, merujuk analisis dari Dewan Keamanan AS.
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mendesak gencatan senjata. Sedangkan, Menteri Pertahanan Inggris John Healey menyerukan tekanan lebih besar pada Putin lewat sanksi tambahan.










