Kim Jong-un Awasi Latihan Tempur Pasukan Korut, Tegaskan Kesiapan Perang Modern
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengamati berbagai demonstrasi latihan taktis di Kamp Pelatihan Nomor 60 Korps Pertahanan Ibu Kota pada hari Selasa (13/5/2025), bersama dengan para perwira komandan.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan, Pemimpin Korea Utara menekankan perlunya meningkatkan kualitas pendidikan militer dan fokus pada peningkatan pelatihan jajaran perwira di negara tersebut.
Kim Jong-un juga menyoroti perlunya menyempurnakan berbagai aspek pelatihan, agar lebih siap di semua tingkatan untuk perang modern.
Kekuatan militer Korut merupakan salah satu yang paling besar secara jumlah dan paling unik secara strategi di dunia.
Tentara Rakyat Korea (Korean People’s Army/KPA) memiliki sekitar 1,2 juta personel aktif, menjadikannya salah satu militer terbesar di dunia, dengan tambahan cadangan yang bisa mencapai 6–7 juta orang termasuk pasukan paramiliter.
Militer ini terbagi menjadi lima cabang utama: Angkatan Darat, Laut, Udara, Pasukan Strategis (rudal dan nuklir), dan Pasukan Operasi Khusus.
Fokus utama kekuatan mereka ada pada jumlah besar, sistem pertahanan berbasis bunker, serta kemampuan infiltrasi dan gerilya.
Senjata nuklir adalah inti kekuatan strategis Korea Utara. Negara ini diperkirakan memiliki 30–50 hulu ledak nuklir dan berbagai rudal balistik yang dapat menjangkau Korea Selatan, Jepang, dan bahkan daratan Amerika Serikat.
Rudal antar benua seperti Hwasong-15 dan Hwasong-17 telah diuji dan diyakini memiliki kemampuan jangkauan global.
Selain itu, Korea Utara juga mengembangkan rudal berbasis kapal selam (SLBM) seperti seri Pukguksong, walau masih dalam tahap pengujian.
Kemampuan nuklir ini menjadi alat utama untuk mendapatkan posisi tawar internasional, termasuk dalam negosiasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Dalam aspek konvensional, Angkatan Darat mereka memiliki ribuan tank dan artileri berat, meskipun banyak di antaranya adalah model lama peninggalan Soviet seperti T-55 dan T-62.
Artileri Korea Utara sangat banyak dan ditempatkan dekat perbatasan dengan Korea Selatan, termasuk sistem roket ganda yang bisa menimbulkan kerusakan luas ke Seoul dalam waktu singkat.
Angkatan Laut Korea Utara berjumlah cukup besar, dengan banyak kapal selam kecil yang cocok untuk serangan mendadak atau infiltrasi laut, meskipun kekuatan tempurnya tidak modern.
Sementara Angkatan Udara memiliki sekitar 800 pesawat, namun sebagian besar merupakan pesawat tua era Soviet yang jauh tertinggal dari teknologi modern.
Salah satu kekuatan utama Korea Utara adalah pasukan khususnya yang sangat besar, diperkirakan berjumlah lebih dari 200.000 orang.
Pasukan ini dilatih untuk operasi penyusupan, sabotase, dan gerilya, dan diyakini mampu beroperasi secara diam-diam di Korea Selatan.
Selain kekuatan militer fisik, Korea Utara juga menonjol dalam perang siber. Unit elite seperti Unit 121 dan grup Lazarus dikenal dunia karena berbagai serangan siber global termasuk peretasan bank, pencurian aset digital, dan penyebaran ransomware seperti WannaCry.
Meski memiliki kekuatan militer yang besar dan menakutkan, Korea Utara juga menghadapi banyak kelemahan, seperti keterbatasan bahan bakar, logistik, dan teknologi.
Banyak peralatan tempur mereka sudah usang, dan sanksi internasional menghambat kemampuan modernisasi.
Namun, kekuatan Korea Utara tidak terletak pada dominasi teknologi, melainkan pada taktik asimetri: mereka menggunakan kombinasi ancaman nuklir, kekuatan siber, dan kemampuan gerilya sebagai alat tekanan politik dan pertahanan terhadap kemungkinan invasi.