Hamas Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander, Zionis Tetap Bombardir Gaza

Hamas Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander, Zionis Tetap Bombardir Gaza

Global | sindonews | Selasa, 13 Mei 2025 - 11:01
share

Hamas telah membebaskan Edan Alexander (21), seorang sandera Israel-Amerika Serikat, setelah 19 bulan ditawan di Gaza.

Alexander, yang merupakan tentara Angkatan Darat Israel, dibebaskan pada hari Senin.

Pertempuran di Gaza sempat terhenti untuk pembebasannya, tapi sesat kemudian militer Zionis kembali membombardir Gaza dengan menargetkan tempat penampungan bagi keluarga yang mengungsi.

Kesepakatan pembebasan Alexander, yang dianggap dipengaruhi oleh tekanan politik AS, telah memicu perdebatan di Israel mengenai perlakuan yang tidak setara dan perang yang sedang berlangsung.

Militer Israel menerima Alexander dari Komite Internasional Palang Merah yang memfasilitasi pemindahannya dari kelompok Hamas.

Dia dibawa ke fasilitas militer Israel dan bergabung dengan keluarganya. Video menunjukkan ibunya, Yael Alexander, menangis sambil memeluknya, dan berkata: “Betapa kuatnya dirimu. Aku sangat mencintaimu, Edan. Kami sangat khawatir.”

Alexander mencium dan memeluk ayah, saudara laki-laki, dan saudara perempuannya juga. Sebuah helikopter Angkatan Udara Israel kemudian menerbangkan Alexander dan keluarganya ke rumah sakit untuk perawatan.

Alexander adalah warga Amerika terakhir yang masih hidup yang ditahan oleh Hamas, dan Channel 12 Israel melaporkan kondisinya “buruk”, tanpa mengutip sumbernya.

Dalam foto-foto yang dirilis oleh Israel, dia tampak pucat tetapi bersemangat.

Pertempuran terhenti pada tengah hari di Gaza setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menghentikan operasi untuk memungkinkan pembebasan sandera tersebut.

Namun, pejabat kesehatan Palestina melaporkan penembakan tank Israel dan serangan udara terjadi setelah penyerahan Alexander, dan tidak ada kesepakatan tentang gencatan senjata yang lebih luas atau pembebasan sandera tambahan.

Setelah militer Israel kembali menyerang, pihak berwenang di Gaza mengatakan serangan udara menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang lainnya di tempat penampungan yang menampung keluarga-keluarga telantar di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan.

Seorang wanita tewas dan beberapa lainnya terluka ketika peluru tank menghantam sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga telantar di lingkungan Tuffah di Gaza utara.

Hamas mengatakan pembebasan Alexander sebagai isyarat niat baik kepada Presiden AS Donald Trump, yang mengunjungi Timur Tengah minggu ini.

“Edan Alexander, sandera Amerika yang diduga tewas, akan dibebaskan oleh Hamas. Berita bagus!” tulis Trump di media sosial pada hari Senin.

Netanyahu mengatakan pembebasan Alexander terjadi berkat tekanan militer Israel di Gaza dan tekanan politik oleh Trump.

Dalam foto yang diambil di helikopter militer dan dirilis oleh Israel, Alexander memegang tanda bertuliskan: “Terima kasih, Presiden Trump.”

Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata dan Israel akan mengintensifkan aksi militer di Gaza. “Israel tidak berkomitmen untuk gencatan senjata dalam bentuk apa pun,” kata kantornya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (13/5/2025).

Setelah tumbuh besar di New Jersey, Alexander, yang memiliki kewarganegaraan ganda, pindah ke Israel dan bertugas di Angkatan Darat Israel saat dia ditangkap selama serangan Hamas pada Oktober 2023.

Rekaman media sosial pada hari Senin menunjukkan orang-orang menari di alun-alun kota kelahirannya di Tenafly, New Jersey, setelah berita pembebasannya.

Pembebasan tersebut, yang mengikuti pembicaraan empat arah antara Hamas, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, dapat membuka jalan bagi kebebasan 58 sandera yang masih ditahan di Gaza, 19 bulan setelah serangan Hamas terhadap Israel.

Qatar dan Mesir menyebut pembebasan Alexander sebagai langkah yang menggembirakan menuju pembicaraan gencatan senjata baru. Israel akan mengirim delegasi ke Qatar pada hari Kamis untuk membahas proposal baru untuk lebih banyak pembebasan sandera, kata kantor Netanyahu.

Sebelumnya pada hari Senin, otoritas kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 15 orang yang berlindung di sebuah sekolah. Militer Israel mengatakan mereka menargetkan pejuang Hamas yang sedang mempersiapkan serangan.

Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu, pemantau kelaparan global, melaporkan bahwa setengah juta orang di Gaza menghadapi kelaparan dan ada risiko kritis kelaparan pada bulan September.

Topik Menarik