Amerika Serikat Dibayangi Ancaman Gagal Bayar Utang Rp594.120 Triliun, Kapan Terjadinya?
Menteri Keuangan Scott Bessent memperingatkan, Amerika Serikat (AS) berpotensi gagal bayar utang, yang diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2025, mendatang. Dalam sebuah surat kepada Kongres, Ia mendesak para legislator untuk bertindak dengan menaikkan atau menangguhkan plafon utang,
Scott Bessent menerangkan, bahwa menaikkan atau menangguhkan batas utang untuk menghindari kekurangan dana, demi menutupi pengeluaran federal. AS mencapai batas utang statutornya saat ini sebesar USD36,1 triliun pada bulan Januari.
Begitu batas terpenuhi, pemerintah tidak dapat lagi meminjam dan diharuskan melaksanakan kewajibannya secara penuh dan tepat waktu. Saat ini, total utang AS telah meningkat menjadi USD36,2 triliun atau setara Rp594.120 triliun (kurs Rp16.412 per USD), menurut data resmi.
Namun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS mengandalkan 'tindakan luar biasa' – terutama taktik akuntansi seperti menunda pembayaran ke dana pensiun pegawai negeri – untuk terus memenuhi kewajibannya dan menunda terjadinya gagal bayar.
Partai Republik dilaporkan sedang mengerjakan paket legislasi yang akan meningkatkan batas utang AS hingga USD5 triliun, sebagian besar dengan memperpanjang dan memperluas pemotongan pajak di era Presiden Donald Trump yang diumumkan pada tahun 2017.
Namun laporan terbaru menunjukkan bahwa negosiasi berjalan lambat dan bisa memakan waktu berbulan-bulan. Bessent mengatakan, ada "kemungkinan" bahwa langkah darurat Kementerian Keuangan akan habis pada bulan Agustus, ketika Kongres dijadwalkan untuk reses.
Dia meminta para pembuat undang-undang untuk menyelesaikan paket tersebut pada pertengahan Juli, dengan peringatan bahwa lewat dari tenggat waktu tersebut bisa membuat pemerintah tanpa pilihan.
"Saya dengan hormat mendesak Kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas utang sebelum pertengahan Juli, sebelum jadwal reses, untuk melindungi kepercayaan dan kredit Amerika Serikat,” tulis Bessent dalam surat yang ditujukan kepada Ketua Dewan, Mike Johnson.
"Kegagalan untuk menangguhkan atau meningkatkan batas utang akan menghancurkan sistem keuangan kita dan mengurangi keamanan serta posisi kepemimpinan global Amerika," tambahnya.
Bessent kemudian memperingatkan, bahwa "menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau meningkatkan batas utang" dapat memiliki "konsekuensi merugikan yang serius" bagi pasar keuangan, bisnis, dan pemerintah federal, merusak kepercayaan bisnis dan konsumen, dan meningkatkan biaya pinjaman bagi pembayar pajak AS.
Biro Anggaran Kongres memproyeksikan bahwa langkah-langkah darurat akan habis pada bulan Agustus atau September. Sementara itu plafon utang telah dinaikkan tiga kali di era mantan Presiden Joe Biden.
Sementara itu Trump berargumen bahwa batas tersebut harus dihapuskan sepenuhnya, Ia menyebutnya tidak berguna jika sering dinaikkan.
Di sisi lain Menkeu Bessent telah berjanji bahwa gagal bayar akan dapat dihindari. Berbicara di depan rapat Komite Anggaran DPR minggu lalu, dia mengatakan, “Pemerintah AS tidak akan pernah gagal bayar,”. Ia juga meyakinkan anggota parlemen bahwa Kementerian Keuangan “akan memastikan bahwa batas utang akan dinaikkan.”