Harga Minyak Datar, Harapan Damai Rusia-Ukraina Pudar dan Ketegangan Yaman Memanas
IDXChannel - Harga minyak dunia bergerak stabil setelah sesi yang bergejolak pada Selasa (30/12/2025), seiring investor menimbang memudarnya harapan kesepakatan damai Rusia-Ukraina serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya di sekitar Yaman.
Kontrak berjangka (futures) Brent untuk pengiriman Februari, yang berakhir pada Selasa, ditutup turun 0,03 persen ke USD 61,92 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup melemah 0,22 persen menjadi USD 57,95 per barel.
Melansir dari Reuters, pada Senin, kedua acuan tersebut ditutup melonjak lebih dari 2 persen setelah Arab Saudi melancarkan serangan udara ke Yaman, serta menyusul tudingan Moskow bahwa Kyiv menargetkan kediaman presiden Rusia, perkembangan yang meredupkan harapan tercapainya kesepakatan damai.
“Hambatan terbaru ini bisa membuat premi risiko kembali masuk ke komoditas, sehingga harga bergerak di wilayah abu-abu,” tulis Analis Tudor, Pickering Holt, Matt Portillo, dalam catatan Selasa, merujuk pada dugaan serangan terhadap rumah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia menyatakan akan memperkeras posisinya dalam perundingan damai setelah menuding Kyiv menyerang kediaman tersebut. Ukraina menepis tudingan itu sebagai tidak berdasar dan dirancang untuk merusak proses negosiasi.
“Kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina berpotensi tertunda lebih jauh, dan ini mendukung harga,” kata Wakil Presiden Senior Perdagangan BOK Financial, Dennis Kissler, seraya menambahkan, dampak riil terhadap ekspor minyak mentah sejauh ini masih minimal.
Dukungan harga pada Selasa juga datang dari blokade AS terhadap minyak Venezuela serta penangguhan ekspor CPC Blend Kaspia akibat cuaca buruk, menurut Analis UBS, Giovanni Staunovo.
Ketegangan Timur Tengah
Kekhawatiran pasokan bertambah setelah koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan terhadap apa yang disebutnya sebagai dukungan militer asing bagi separatis selatan Yaman yang didukung Uni Emirat Arab (UEA).
Arab Saudi menegaskan pada Selasa bahwa keamanan nasionalnya adalah garis merah, serta mendukung seruan agar pasukan UEA meninggalkan Yaman dalam 24 jam.
Pernyataan itu muncul tak lama setelah koalisi pimpinan Saudi melakukan serangan udara di pelabuhan Mukalla, Yaman selatan.
UEA menyatakan kecewa atas pernyataan Arab Saudi dan terkejut dengan serangan udara di Mukalla.
Kementerian Pertahanan UEA kemudian menyebutkan pihaknya secara sukarela mengakhiri misi unit kontra-terorisme di Yaman, satu-satunya pasukan yang masih tersisa di negara itu setelah mengakhiri kehadiran militernya pada 2019.
Pelaku pasar juga mencermati perkembangan lain di Timur Tengah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan Amerika Serikat dapat mendukung serangan besar lainnya terhadap Iran jika Teheran kembali membangun program rudal balistik atau senjata nuklir.
Meski kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan kembali mengemuka, persepsi pasar terhadap kelebihan pasokan global dinilai masih bertahan dan berpotensi membatasi kenaikan harga.
“Harga diperkirakan cenderung melemah pada kuartal pertama 2026 seiring meningkatnya surplus minyak,” ujar Analis Marex, Ed Meir. (Aldo Fernando)










