WHO Amati Virus BA.4 dan BA.5, Satgas Covid-19: Varian Berbahaya Mungkin Tak Ada Lagi

WHO Amati Virus BA.4 dan BA.5, Satgas Covid-19: Varian Berbahaya Mungkin Tak Ada Lagi

Seleb | celebrities.id | Rabu, 13 April 2022 - 21:20
share

JAKARTA, celebrities.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau dan melacak sub varian baru dari varian Omicron, BA.4 dan BA.5.

Dari keterangan Badan Keamanan Kesehatan Inggris, pekan lalu kasus dari sub varian BA.4 ini sudah ditemukan ada di Afrika Selatan, Denmark, Botswana, Skotlandia, dan Inggris. Sementara, kasus dari sub varian BA.5, disebut juga sudah ditemukan keberadaannya di Afrika Selatan.

Lantas apakah akan lebih banyak varian baru dari virus SARS-CoV-2 di masa depan?

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban dalam akun Twitter pribadinya menyebutkan kekhawatiran di atas memang bisa saja terjadi.

Selama virus menyebar melalui populasi, mutasi terus terjadi dan keluarga Omicron terus berkembang, yang dengan cepat menggeser Delta, tulis unggahan Profesor Zubairi Djoerban, Rabu (13/4/2022).

Namun, seiring dengan hal tersebut, mutasi virus berubah menjadi karakter yang sangat berbahaya kemungkinan nihil.

Tapi, mutasi menjadi varian berbahaya mungkin tak akan ada lagi, kata Profesor Zubairi.

Saat ini Omicron dengan kode BA.1 mendominasi kasus positif dan penyebaran di dunia. Sebelumnya, dunia dan masyarakat global terlebih dahulu dihantam gelombang kedua akibat ganasnya varian Delta (B16172) yang pertama kali muncul di India pada akhir 2020.

Kehadiran Delta semakin diperparah dengan kehadiran subvariannya yakni Delta Plus. hingga akhirnya, negara-negara di dunia digoncang dengan kehadiran Omicron (BA.1) yang hanya butuh waktu sekitar tiga hari untuk ditetapkan WHO sebagai varian of concern (VoC) yakni varian yang patut diwaspadai.

Omicron yang cepat mendominasi kasus Covid-19 di dunia, diketahui masuk ke Indonesia pada 15 Desember 2021 tersebut. Dengan karakter jauh lebih mudah menyebar namun dengan keparahan dan kesakitan yang lebih ringan dibanding Delta, kini Omicron telah mendominasi.

Pasca Omicron, virus SARS-CoV-2 bermutasi lagi menjadi BA.2 atau biasa disebut son of Omicron atau siluman Omicron. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa BA.2 masuk dalam kategori variant of concern (VOC) atau varian yang perlu diperhatikan karena kenaikan kasusnya signifikan di banyak negara.

Bahkan, kasusnya kini mendominasi dibanding BA.1. Menurut laporan NBC News, 72 persen kasus Covid-19 di Amerika kini didominasi oleh varian BA.2.

Setelah BA.2, muncul lagi subvarian baru hasil mutasi virus, yakni Deltacron yang adalah kombinasi dari varian Delta dan Omicron. Kala kemunculannya diumumkan WHO, Deltacron sudah terdeteksi di beberapa negara Eropa yakni Prancis, Belanda, dan Denmark.

Topik Menarik