Dunia Pesta Mobil Listrik, tapi Amerika Justru Sesak Napas
Pesta pora revolusi mobil listrik (EV) tengah berlangsung meriah di seluruh dunia sepanjang 2025. Angka penjualan global meroket sebesar 25 persen hingga Agustus, laju yang menandakan bahwa era kendaraan bertenaga baterai telah benar-benar tiba. Dari 17 juta unit yang terjual pada 2024, para analis di BloombergNEF memproyeksikan angka itu akan membengkak menjadi 22 juta unit tahun ini. Pesta ini terutama digerakkan oleh China dan Eropa.
Namun, di saat seluruh dunia berlari kencang, pasar AS, Kanada, dan Meksiko justru terlihat "sesak napas". Pertumbuhan penjualan di kawasan ini merangkak lambat di angka 6 persen, anomali yang mengkhawatirkan di tengah gegap gempita transisi energi global.
Euforia Sesaat yang Menipu
Sekilas, data penjualan bulan Agustus di Amerika Serikat tampak menjanjikan. Ford, misalnya, mencatatkan bulan terbaiknya sepanjang sejarah untuk penjualan Mustang Mach-E. Sementara itu, Hyundai melaporkan lonjakan penjualan sebesar 12 persen, yang sebagian besar ditopang oleh model-model listriknya.Namun, para analis memperingatkan bahwa angka-angka ini hanyalah ilusi, euforia sesaat yang menutupi masalah yang lebih dalam. Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh para konsumen yang bergegas membeli sebelum insentif pajak dari pemerintah berakhir. Para diler pun bersiap menghadapi bulan-bulan yang lebih sepi setelahnya. Ini menunjukkan betapa rapuhnya pasar EV di Amerika, yang masih sangat bergantung pada "obat perangsang" berupa subsidi jangka pendek.
Pertarungan Baru di Tanah Paman Sam
Meskipun pasarnya lesu, pertarungan di antara para produsen di AS justru semakin memanas. Tesla, yang selama ini menjadi raja tak terbantahkan, kini mulai merasakan tekanan dari berbagai arah.Pesaing terkuatnya kini adalah raksasa Detroit, General Motors (GM), yang secara meyakinkan telah merebut posisi nomor dua dalam penjualan EV nasional. Keberhasilan GM didorong oleh semakin banyaknya model berbasis platform Ultium mereka, penawaran sewa (leasing) yang agresif, dan permintaan yang kuat untuk Chevrolet Equinox EV.Ford juga tidak tinggal diam, berupaya memperluas jajaran EV-nya untuk menjaga momentum setelah kesuksesan Mach-E. Pertarungan internal di pasar Amerika kini semakin sengit, bahkan di saat pasar secara keseluruhan menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Kisah dua dunia ini memberikan sebuah pelajaran yang sangat jelas. Pasar EV global membuktikan bahwa adopsi akan melesat ketika tiga pilar utama selaras: kebijakan pemerintah yang kuat, keterjangkauan harga, dan infrastruktur yang memadai. Pertumbuhan yang loyo sebesar 6 persen di Amerika Utara adalah sebuah studi kasus tentang apa yang terjadi ketika faktor-faktor tersebut goyah.
Tahun depan akan menjadi momen ujian yang krusial. Para produsen mobil seperti Ford, GM, dan Hyundai telah membuktikan bahwa mereka mampu merebut hati pembeli ketika kondisi pasar mendukung. Namun, tantangan sesungguhnya adalah bagaimana cara mempertahankan momentum itu setelah pesta insentif pajak benar-benar usai. Tanpa perubahan strategi yang fundamental, Amerika Serikat berisiko tidak hanya tertinggal, tetapi juga kehilangan peran kepemimpinannya dalam revolusi transportasi terbesarabadini.




