Mengintip Bus Anti Peluru Freeport, Dibuat untuk Keamanan Antar Jemput Karyawan

Mengintip Bus Anti Peluru Freeport, Dibuat untuk Keamanan Antar Jemput Karyawan

Otomotif | inews | Senin, 8 September 2025 - 11:53
share

JAKARTA, iNews.id - Freeport merupakan salah satu perusahaan. tambang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini menjadi kontroversi karena membuat banyak band batal manggung di Pestapora.

Sebagai informasi, Freeport Indonesia berlokasi di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Untuk sampai di lokasi tambang, diperlukan kendaraan khusus, seperti bus antipeluru untuk keperluan antar jemput karyawan.

Freeport menyediakan puluhan bus anti peluru untuk mengantar karyawan mereka dari dan menuju bandara. Kendaraan ini juga dihadirkan untuk menghindari penembakan atau serangan kelompok politik di Papua.

Basis yang digunakan untuk bus anti peluru adalah Iveco Trakker 380 4x4 yang bagian belakangnya disulap menjadi boks untuk mengangkut penumpang. Di dalamnya juga terdapat berbagai teknologi canggih yang menunjang keselamatan penumpang.

Hampir seluruh bagian truk ini anti peluru, termasuk jendela boks yang dijadikan seperti bodi bus, serta pintu sopir dan penumpang depan yang ditutup dengan pelat logam. Sekitar 20 persen bagian jendela terbuka untuk sirkulasi udara dan cahaya masuk ke ruang kabin.

Dikutip dalam kanal YouTube Galeri Tambang, untuk menempuh perjalanan dari terminal Ridge Camp Mile 72 sampai ke Bandara Mozes Kilangin Timika, dibutuhkan waktu 4 jam dengan melewati jalur perbukitan.

Namun, itu bukan masalah bagi Iveco 380 Trakker 4x4 yang dibekali mesin 6 silinder berkapasitas 13.000 cc yang dapat menghasilkan tenaga 380 hp pada 1.500-1.900 rpm dan torsi puncak 1.800 Nm pada 900-1.400 rpm.

Dalam video di kanal YouTube Jackson Kaunang yang merupakan sopir bus anti peluru milik PT Freeport Indonesia, kendaraan tersebut dilengkapi dengan berbagai teknologi, seperti kamera mundur, intercom, sensor mata, dan blackbox.

Seperti diketahui, lokasi-lokasi tertentu di wilayah Papua tidak bisa berhenti dan penumpang keluar sembarangan. Untuk itu, dilengkapi kamera belakang dengan layar yang akan menampilkan hasil kamera agar bisa mundur dengan sempurna.

Sementara intercom terpasang untuk komunikasi antara sopir dan penumpang, mengingat kabinnya terpisah. Kemudian sensor mata dipasang untuk menghindari kecelakaan akibat sopir tertidur, karena teknologi ini akan membuat kursi sopir bergetar saat mata tertutup.

Blackbox juga terpasang untuk melihat riwayat perjalanan kendaraan tersebut dan juga mengetahui seberapa cepat bus anti peluru itu berjalan. Apabila sopir berkendara tidak sesuai aturan dan terekam dalam blackbox maka sanksi berat menanti.

“Jadi blackbox ini untuk merekam unit. Kita pakai gigi berapa masuk sensor ya, kalau di zona-zona gunung, turunan curam, itu di situ (kecepatan) 15 km/jam. Kalau kita 20 km/jam di turunan, ada terjadi sesuatu, diinvestigasi, jadi sopir tersebut tidak bisa berbohong. PHK, pasti PHK, tidak ada toleransi,” ujar Jackson.

Dalam unggahan videonya, Jackson menegaskan bahwa sangat sulit untuk menjadi sopir bus anti peluru di Freeport. Bukan hanya kemampuan berkendara, mental juga diperlukan bagi mereka yang ingin menjadi sopir bus tersebut.

Topik Menarik