Judi Politik Elon Musk: Tesla Bakar Uang Rp 1.100 Triliun Sehari Usai Umumkan Partai Baru

Judi Politik Elon Musk: Tesla Bakar Uang Rp 1.100 Triliun Sehari Usai Umumkan Partai Baru

Otomotif | sindonews | Jum'at, 11 Juli 2025 - 10:16
share

Pengumuman Elon Musk akhir pekan lalu memicu "gempa bumi" dahsyat di lantai bursa Wall Street. Bukan pengumuman teknologi baru atau mobil revolusioner, melainkan sebuah manuver politik yang nekat dan tak terduga: niatnya untuk membentuk sebuah partai politik baru.

Hasilnya? Awal pekan ini saham Tesla anjlok hampir 7, memusnahkan nilai perusahaan lebih dari USD68 miliar (sekitar Rp 1.100 triliun) hanya dalam satu hari perdagangan. Ini adalah pesan yang jelas dan menyakitkan dari para investor: "Urus saja mobilmu, jangan main politik!"Langkah ini adalah "luka" baru yang sengaja ditorehkan Musk pada perusahaannya sendiri, terutama setelah keterlibatan kontroversialnya di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dinilai telah merusak citra merek Tesla.

Ambisi 'Partai Amerika' dan Kepanikan Investor

Dalam pengumumannya, Musk menyatakan akan membentuk partai baru bernama "America Party". Tujuannya, menurut Musk, adalah untuk merebut "hanya 2 atau 3 kursi Senat dan 8 hingga 10 kursi di DPR," yang ia yakini "cukup untuk menjadi suara penentu dalam undang-undang yang kontroversial."

Namun, di mata para investor, visi ini bukanlah langkah patriotik, melainkan distraksi berbahaya di saat yang paling krusial.

"Sederhananya, Musk yang menyelam lebih dalam ke dunia politik dan kini mencoba melawan kemapanan Washington adalah arah yang sama sekali berlawanan dengan yang diinginkan oleh para investor/pemegang saham Tesla selama periode krusial ini," tulis Dan Ives, kepala riset teknologi global di Wedbush Securities, dalam catatan tajam."Meskipun para suporter inti Musk akan tetap mendukungnya di setiap kesempatan, ada rasa lelah dari banyak investor Tesla karena Musk terus menuju ke jalur politik," tambahnya.

Ditampar oleh Trump, Dihukum oleh Pasar

Ironisnya, langkah politik baru Musk ini tidak hanya membuat investor geram, tetapi juga memancing amarah dari mantan sekutunya, Donald Trump. Presiden AS itu menyebut langkah Musk untuk membentuk partai politik sebagai sesuatu yang "konyol" dan menambahkan bahwa bos Tesla itu telah "benar-benar keluar jalur."

Ini adalah sinyal bahwa Musk kini tidak hanya kehilangan dukungan dari pasar finansial, tetapi juga dari arena politik yang coba ia masuki.

Masalah Sesungguhnya: Saat Kerajaan Tesla Mulai Retak

Kepanikan pasar ini bukanlah tanpa alasan. "Judi politik" Musk terjadi di saat "kerajaan" Tesla tengah menghadapi krisis eksistensial. Data menunjukkan bahwa pengiriman mobil Tesla secara global pada kuartal kedua turun 14 dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka kalah telak dalam perang harga dan inovasi melawan para pesaing dari China yang semakin agresif.

Di saat perusahaan sangat membutuhkan fokus penuh dari sang CEO untuk menavigasi badai ini, Musk justru memilih untuk membuka front pertempuran baru yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bisnis inti mereka.

Pada akhirnya, anjloknya nilai Tesla sebesar Rp1.100 triliun dalam sehari bukanlah sekadar reaksi pasar. Tapi, sebuah referendum, mosi tidak percaya dari para pemegang saham terhadap sang visioner yang kini justru dianggap sebagai risiko terbesar bagi perusahaannya sendiri. Pertanyaannya kini bukan lagi soal apakah Tesla bisa pulih, tetapi apakah Elon Musk bisa diselamatkan dari ambisi politiknya sendiri sebelum ia menenggelamkan seluruh kerajaan yang telahiabangun.

Topik Menarik