Mobil China Kuasai Pasar Rusia, Buntut Hengkang Pabrikan Jepang dan Eropa usai Perang Ukraina

Mobil China Kuasai Pasar Rusia, Buntut Hengkang Pabrikan Jepang dan Eropa usai Perang Ukraina

Otomotif | BuddyKu | Jum'at, 9 Desember 2022 - 22:11
share

JAKARTA, celebrities.id Pabrikan mobil China mendapat angin segar seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina. Ya, mobil produksi China berbondong-bondong masuk pasar Rusia usai ditinggal Jepang dan pabrikan Eropa.

Invasi yang dilakukan Rusia berdampak besar pada produsen di industri otomotif. Krisis suplai bahan baku membuat sejumlah produsen menghentikan produksi mereka dan memilih menjual sahamnya.

Beberapa nama besar seperti Toyota, Honda, BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen Group, dan sebagainya memilih hengkang dari Rusia. Namun, produsen asal China memilih bertahan dan tetap memasarkan produknya di Negeri Beruang Merah itu.

Dikutip dari Reuters, merek China menyumbang hampir sepertiga dari pasar mobil Rusia. Ini menunjukkan bahwa kehadiran produsen asal China semakin penting bagi ekonomi Rusia setelah eksodus perusahaan Barat.

Penjualan mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan (LVC) turun hampir 61 persen dari tahun ke tahun. Ini disebabkan negara Barat mempersulit akses Rusia ke beberapa material dan penurunan permintaan serta harga yang tinggi semakin membuat sektor ini sulit untuk berdiri kokoh.

Tetapi, penjualan mobil penumpang bermerek China, termasuk Haval, Chery, dan Geely alami lonjakan menjadi 16.138 unit di bulan November. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari bulan Januari yang hanya menjual 8.235 unit.

Sementara, pangsa pasar yang dibukukan produsen asal China mencapai 31,3 persen pada November 2022, yang sebelumnya hanya sebesar 9,6 persen.

Asosiasi Bisnis Eropa (AEB) mengungkapkan penjualan mobil penumpang dan LCV baru di Rusia sebesar 46.403 unit pada November. Penjualan merek asal China juga diklaim bakal naik sekitar 600 ribu unit hingga akhir 2022.

Ada sedikit produksi merek mobil Barat dan sedikit impor, sehingga pasar terbagi antara industri mobil Rusia dan China, kata analis otomotif Rusia Vladimir Bespalov kepada Reuters.

Produsen mobil asal Rusia menjadi pemain utama dengan memenuhi permintaan dengan harga lebih rendah dengan harga 1,5 juta rubel atau setara Rp373,8 juta. Sedangkan merek China mengambil alih ceruk Barat dengan harga di atas 2,5 juta rubel Rusia (Rp623,1 juta).

Merek mobil Rusia, Moskovich yang dibangun pada era Soviet juga dihidupkan kembali dengan suku cadang mesin dari JAC China. Terlihat jelas pada peluncuran kembali merek tersebut bulan lalu.

Jika situasi ekonomi tetap tidak berubah, produsen China, termasuk merek Moskvich, dapat mencapai sekitar 35 persen penjualan di Rusia tahun depan yang diperkirakan bakal menjua sebesar 800 ribu unit.

Volume penjualan China di Rusia tidak seberapa jika dibandingkan dengan di pasar domestiknya, di mana pada bulan November jumlahnya sekitar 35 kali lebih tinggi daripada di Rusia.

Topik Menarik