6 Contoh Prosa Fiksi dan Non Fiksi dengan Berbagai Tema Menarik

6 Contoh Prosa Fiksi dan Non Fiksi dengan Berbagai Tema Menarik

Otomotif | BuddyKu | Selasa, 6 Desember 2022 - 17:14
share

JAKARTA, celebrities.id - Contoh prosa fiksi dan non fiksi dapat menambah referensi kamu dalam membuat sebuah karya tulis dengan tujuan karangan atau bisa juga fakta data ilmiah.

Prosa fiksi adalah suatu karya yang mengisahkan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan atau sesuatu yang tidak ada sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata.

Sedangkan, prosa nonfiksi yakni karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang, namun mengandung hal-hal yang berupa informasi faktual, nyata atau mengacu pada pengamatan pengarang.

Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (6/12/2022), celebrities.id telah merangkum contoh prosa fiksi dan non fiksi, sebagai berikut.

Contoh Prosa Fiksi dan Non Fiksi

a. Contoh Prosa Fiksi

1. Berlian Tiga Warna

(Fanisa Miftah Riani)

Anika menemukan tiga kotak berwarna ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata ibunya jika ada tiga sahabat yang menyukai warna seperti pada kotak itu akan mendapatkan petualangan indah dan sekaligus mendapatkan berlian itu. Tapi waktu yang diberikan untuk berpetualang hanya satu jam. Anika menyukai warna ungu. Tamika, teman dekat Anika, menyukai warna biru. Dan Chika menyukai warna kuning. Saya ingin mencoba petualangan indah itu Bu.

Saya punya sahabat yang menyukai warna itu, Anika meyakinkan ibunya. Dengan kesepakatan ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Anika. Minggu pukul 6 mereka semua masuk ke kamar Anika yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada di langit. Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan. Sekarang kita buka satu dua tiga!!! WAWWWWW, lima detik kemudian mereka terlempar di gerbang sebuah kerajaan. Mereka terkejut karena di hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya dihiasi berlian. Selamat datang di negeri kami, peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan menyelamatkan putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama Candy. Ia tertidur sejak dua tahun yang lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian sekaligus, Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tolong selamatkan puteriku, Tatatapi Cika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan bersenang-senang dalam petualangannya. Cika, Tamika ayo kita tolong Puteri, mereka sedang menghadapi masalah, Anika mantap menjawab sambil menarik dengan paksa kedua tangan sahabatnya yang masih ragu. Itu puteri Candy, Anika berlari menuju puteri tempat tidur Candy.

Dengan ragu Tamika dan Cika ikut mendekat. Ayo kita ambil sesuai warna! Anika menjelaskan. Baik! Jawab Tamika dan Cika serempak. Setelah ituHoooaaii Putri Candy menguap. Pelan-pelan matanya terbuka. Oh! Terima kasih! Terima kasih! Sebagai hadiahnya ambil ini! Ratu memeluk ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan besar. Terimalah ini sebagai sebagai ungkapan terima kasih kami, Ratu berucap penuh haru. Dengan cepat Tamika dan Chika menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi mereka berdua tidak kuat mengangkat tas besar itu.

Waktu kita tinggal 15 menit lagi kita harus segera pergi, Anika berteriak. Tapi tas berisi berlian ini tidak bisa kita bawa, kata Tamika dan Chika hampir bersamaan. Tinggalkan saja tas itu yang penting kita harus keluar dari kerajaan ini, tegas Anita. Anika menarik kedua tangan sahabatnya untuk menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna. Dan buuumm...! Mereka terlempar kembali ke atas tempat tidur Anika. Gagal total petualangan kita karena kita meninggalkan satu tas besar isi berlian itu, Tamika berteriak ke arah Anika.

Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada di depan kita, Chika menimpali dengan keras. Anika dengan tenang memegang kedua tangan sahabatnya. Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan menyelamatkan diri kita sendiri. Untuk apa setumpuk berlian tapi riwayat kita tamat? Anika menggenggam erat tangan sahabatnya. Tamika dan Chika menyambut erat genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling merangkul.

2. Ruang Dimensi Alpha

(Ratna Juwita)

Kau harus membawanya kembali! Erza berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam. Aku harus membawa dia kembali! teriakku. Erza menghempaskan tubuhnya pada meja kontrol laboratorium dengan kesal. Ardi berteriak lantang Jangan main-main Don! Ardi menatapku dengan tajam. Padahal.., Erza tercekat, Aku tahu Er kita tinggal punya waktu 8 jam. Aku terus berusaha meyakinkan sahabat-sahabatku. Jika kamu mengembalikan manusia purba melebihi 8 jam, berarti tamat riwayatmu. Kembali Erza dan Ardi menatapku tajam.

Aku mengotak-atik komputer Luminaku dengan cepat. Aku memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu. Sistem oke! Manusia purba itu harus hidup. Setiap makhluk berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya. Orang tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri sesulit apapun masalah yang kuhadapi. Ku klik tombol run pada layar monitor Lumina di depanku dan diikuti gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan.

Pagar Asteroid terbuka lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama manusia purba itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir 8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku lepaskan tangan manusia purba. Kujabat erat dan aku lari menuju lorong dimensi alpha. Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih di lorong dimensi alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba kudengar teriakan keras dan goncangan hebat. Aku terlempar kembali ke laboratoriumku. Alarm berbunyi, gelombang dimensi alpha semakin mengecil.

Badanku lemas seakan rontok semua sendiku. Aku menengadah dan kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua alat di laboratorium ini pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih menyala. Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak laboratorium untuk penelitian ini, kataku mengiba. Gak apa-apa asalkan dirimu bisa selamat, Ardi memelukku dengan erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku. Tidak menyangka aku bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa. Manusia purba itu juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi. Aku dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku.

3. Anak Rembulan: Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari

(Djokolelono)

Nono, si Anak Rembulan, berangkat sendiri berlibur ke Wlingi, tempat tinggal Mbah Sastro. Ia selalu suka liburan di sana, karena ia bisa bersepeda keliling Wlingi dan bermandi-mandi di Sungai Lekso yang menyegarkan. Tak jarang juga Nono membantu Mbah Mas yang punya warung makan di Stasiun Wlingi. Suatu hari, Nono ditugaskan untuk membeli tahu goreng ke Njari, ke tempat Mbah Pur, kakek buyutnya. Nono pun berangkat dengan sepeda. Nono mengambil jalan pintas menuju Njari. Di tengah perjalanan, ia berhenti sejenak untuk melihat sebatang pohon kenari besar di tepi Kali Njari yang pernah diceritakan oleh Mbah Pur.

Menurutnya, dahulu ada seorang anak bernama Trimo yang menghilang di dalam pohon kenari itu. Trimo menghilang ketika ia sedang berlindung dari serangan Belanda. Ia lenyap begitu saja, seolah-olah pohon besar itu telah menelannya. Nono api panas. Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu. Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima.

Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan hormat dan bahagia. beristirahat dan merendam kakinya di Kali Njari yang dangkal. Sepedanya diparkirkan di pohon kenari tadi. Namun, ketika ia kembali, sepeda itu tidak ada. Ia pun dikejutkan dengan kedatangan seorang anak bernama Trimo yang memperingatkannya untuk bersembunyi. Akan tetapi, Kapitan dJaree dengan mudahnya dapat menemukan tempat persembunyian mereka.

Sadarlah Nono bahwa ia sedang berada di zaman Belanda. Pohon kenari besar tadi menghilang, digantikan oleh tenda-tenda, gerobak, kuda, serta orang-orang dan pasukan Belanda yang tiba-tiba berdiri mengelilinginya. Nono nyaris dihukum gantung gara-gara kaus Manchester United yang dikenakannya saat itu. Setelah itu, dia terperangkap di Warung Mbok Rimbi yang merupakan jelmaan iblis, berkawan dengan kelompok Semut Hitam yang ternyata adalah segerombolan pencuri.

Nono juga bertemu legenda Gunung Kelud, Mahesasuro dan Lembusuro, berjumpa dengan Saarce si putri Belanda yang dapat mengubah dirinya menjadi burung kenari, dan berhadapan dengan Sri Ratu yang dijuluki Setan Merah karena kekejamannya. Tiba-tiba Nono diminta untuk memimpin perang yang disebabkan oleh konspirasi orang-orang dalam kerajaan.

b. Contoh Prosa Non Fiksi

1. Pendiri Facebook

Zuckerberg meluncurkan Facebook dari kamar asrama Harvard pada tanggal 4 Februari 2004. Sebuah inspirasi awal Facebook mungkin berasal dari Phillips Exeter Academy, sekolah tinggi swasta di mana Zuckerberg lulus tahun 2002. Ini mempublikasikan direktori mahasiswa sendiri, buku angkatan yang oleh siswa disebut sebagai "The Facebook".

Direktori foto semacam itu merupakan bagian penting pengalaman sosial bagi kebanyakan siswa di sekolah swasta. Dengan hal tersebut, siswa dapat mendaftar berbagai hal seperti tahun angkatan, kedekatan mereka dengan teman-teman, dan nomor telepon mereka.

Setelah kuliah, Facebook dimulai dari hanya sebagai "barang Harvard" sampai akhirnya Zuckerberg memutuskan untuk menyebarkan ke sekolah lain, mendaftar dengan bantuan dari teman sekamarnya Dustin Moskovitz.

Mereka pertama kali dimulai dari Stanford, Dartmouth, Columbia, New York University, Cornell, Brown, dan Yale, dan kemudian di sekolah lain yang memiliki kontak sosial dengan Harvard University. Pada tanggal 21 Juli 2010, Zuckerberg melaporkan bahwa perusahaan mencapai angka 500 juta pengguna.

2. Sejarah Monumen Nasional

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas merupakan monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah Presiden Sukarno dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia.

Ruang besar Museum Sejarah Perjuangan Nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan tiga diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru.

Diorama ini dimulai dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda.

3. Buku Sapiens: A Brief History of Humankind

Buku ini berisi sebuah terobosan tentang penciptaan dan evolusi manusia. Buku ini juga mengeksplorasi bagaimana ilmu biologi dan sejarah mendefinisikan umat manusia dan meningkatkan pemahaman kita tentang makna menjadi manusia. Seratus ribu tahun yang lalu, setidaknya ada enam spesies di Bumi.

Namun saat ini hanya ada satu, Homo sapiens. Apa yang terjadi pada yang lain? Dan apa yang mungkin terjadi pada kita, Homo sapiens? Kebanyakan buku tentang sejarah umat manusia mengejar pendekatan historis atau biologis, tetapi Dr. Yuval Noah Harari menghadirkan buku dengan pendekatan yang berbeda, yakni historis dan sains dari berbagai sudut pandang yang belum pernah ada.

Dr. Harari juga memaksa kita untuk melihat masa depan umat manusia, karena selama beberapa dekade terakhir manusia telah mulai membengkokkan hukum seleksi alam yang telah mengatur kehidupan selama empat miliar tahun terakhir.