Perbandingan Kekuatan Jepang vs Indonesia: Aroma Dendam Garuda!
Perbandingan kekuatan Jepang vsTimnas Indonesia sepertinya menarik untuk diulas. Apalagi kedua tim bakal bertemu pada laga pemungkas Grup C putaran ketigaKualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Suita City Stadium, Suita, Jepang, Selasa (10/6/2025) mendatang.
Pertandingan ini sebenarnya bukan laga penentuan. Jepang sudah memastikan lolos otomatis ke Piala Dunia 2026, sedangkan Timnas Indonesia merebut tiket ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Meski demikian, ada aroma dendam yang dibawa Timnas Indonesia saat terbang ke Negeri Sakura. Ya, skuad Garuda sepertinya ingin membalaskan kekalahan 0-4 saat menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), November lalu.
Baca Juga:Pembagian Pot Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Peluang Timnas Indonesia merebut tiga poin sekaligus membalaskan kekalahan pada November lalu, masih terbuka. Apalagi pelatih Jepang Hajime Moriyasu secara tegas bakal menurunkan pemain pelapis kedua di dua pertandingan terakhir fase Grup C melawan Australia dan Indonesia.Perubahan strategi yang dilakukan Jepang setidaknya membuat Australia lolos otomatis ke Piala Dunia 2026. Pada laga 5 Juni 2025, tim berjuluk Socceroos menang dengan skor tipis 1-0.
Gol semata wayang yang dicetak Aziz Behich sudah cukup buat Australia menemani Jepang ke Piala Dunia 2026. Akankah perubahan taktik yang dilakukan Jepang ini membawa berkah untuk Timnas Indonesia?
Baca Juga:Jadwal Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Saat ini, perbandingan kekuatan antara Jepang dan Indonesia bagaikan langit dan bumi. Jepang memiliki liga domestik yang kuat, infrastruktur yang mumpuni, pembinaan usia muda yang terstruktur, dan deretan pemain bintang yang tersebar di liga-liga top Eropa.
Jepang merupakan cerminan dari sebuah sistem yang bekerja, buah dari investasi jangka panjang dan visi yang jelas. Dari segi permainan, tim berjuluk Samurai Biru bermain dengan presisi, kecepatan, dan pemahaman taktis yang membuat mereka disegani di kancah global.
Peringkat FIFA dan Rekam Jejak
1. Peringkat FIFA
Jepang berada di posisi 15 dunia (per 3 April 2025) dan merupakan tim dengan peringkat tertinggi di Asia.2. Rekam Jejak Kualifikasi Piala Dunia
Jepang adalah kekuatan dominan di Asia. Mereka sudah memastikan lolos ke Piala Dunia 2026 sebagai salah satu tim pertama dari zona Asia. Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C, Jepang tampil superior dengan rekor 6 kemenangan, 1 imbang, dan 1 kekalahan dari 8 pertandingan, mengumpulkan 20 poin (per matchday 9). Mereka mencetak 24 gol dan hanya kebobolan 2 gol. Ini menunjukkan superioritas mutlak dalam hal efektivitas menyerang dan soliditas pertahanan.Bagaimana dengan Timnas Indonesia?
Di sisi lain, Timnas Indonesia adalah kisah tentang potensi yang belum terungkap sepenuhnya. Meski punya basis penggemar yang luar biasa fanatik, dukungan yang tak pernah padam, dan jutaan talenta muda yang bermimpi mengenakan seragam skuad Garuda. Namun, tantangan untuk menyamai raksasa Asia masih tertinggal.Mulai dari infrastruktur yang belum merata, pengembangan pemain yang belum optimal, hingga konsistensi liga domestik yang masih berbenah. Jadi, mengapa kita harus menggugah diri dengan perbandingan ini? Bukan untuk merendahkan, melainkan untuk memantik semangat.Timnas Indonesia mungkin belum di level Jepang, tapi tim besutan Patrick Kluivert sedang bergerak. Ini bukan tentang siapa yang lebih baik hari ini. Ini tentang inspirasi. Jepang saat ini boleh dikatakan sebagai kiblat sepak bola di Asia, dan tak ada salahnya untuk Skuad Garuda mengadopsi semangat itu.
Baca Juga: Usai Bekuk China, Ranking FIFA Timnas Indonesia Tembus 116 Dunia
Peringkat FIFA dan Rekam Jejak:
1. Peringkat FIFA
Indonesia berada di peringkat 123 dunia (per 3 April 2025), dan menempati posisi ke-22 di Asia. Meskipun ada peningkatan signifikan, jarak dengan Jepang sangat jauh (108 peringkat).2. Rekam Jejak Kualifikasi Piala Dunia
Indonesia telah menunjukkan peningkatan performa yang luar biasa di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka berhasil lolos ke Babak Keempat (Putaran 4) setelah finis di posisi keempat Grup C dengan 12 poin dari 9 pertandingan (per matchday 9). Kemenangan penting atas Tiongkok (1-0) dan Bahrain (1-0) serta hasil imbang melawan Australia (0-0) dan Arab Saudi (1-1 dan 0-0) menjadi bukti perkembangan signifikan.Perbandingan Kekuatan Jepang vs Indonesia
Kualitas Pemain dan Kedalaman Skuad
Jepang memiliki banyak pemain yang bermain di liga-liga top Eropa (Premier League, Bundesliga, La Liga, Serie A, dll.). Nama-nama seperti Kaoru Mitoma, Takefusa Kubo, Daichi Kamada, Wataru Endo, dan Takehiro Tomiyasu adalah pemain-pemain inti di klub-klub Eropa.Kedalaman skuad Jepang juga sangat baik, memungkinkan pelatih Hajime Moriyasu untuk melakukan rotasi tanpa mengurangi kualitas tim. Pemain Jepang dikenal dengan disiplin taktis, kecepatan, teknik individu yang mumpuni, dan fisik yang prima.
Sementara Indonesia mengandalkan perpaduan pemain naturalisasi (seperti Jordi Amat, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Ivar Jenner, Rafael Struick) dan talenta lokal. Pemain naturalisasi ini membawa pengalaman bermain di Eropa dan meningkatkan standar kualitas tim. Namun, kedalaman skuad masih menjadi tantangan dibandingkan Jepang. Kualitas liga domestik (Liga 1) juga masih perlu ditingkatkan untuk menghasilkan pemain-pemain lokal yang bisa bersaing di level tertinggi secara konsisten.
Sistem Permainan dan Taktik:
Jepang dikenal dengan gaya bermain yang cepat, umpan pendek akurat, pergerakan tanpa bola yang cerdas, dan tekanan tinggi (pressing) yang agresif. Mereka sangat fleksibel dalam formasi dan mampu beradaptasi dengan lawan. Pelatih Hajime Moriyasu telah membangun tim yang kohesif dan sangat terorganisir.Sedangkan Timnas Indonesia di Di bawah asuhan Patrick Kluivert telah mengembangkan gaya bermain yang lebih modern. Fokus pada pertahanan yang solid, transisi cepat, dan pressing yang lebih terkoordinasi. Penambahan pemain naturalisasi memungkinkan tim untuk bermain lebih fleksibel dan taktis. Namun, konsistensi dalam 90 menit dan kemampuan dalam menghadapi tekanan tinggi dari tim-tim papan atas masih menjadi pekerjaan rumah.










