Juara Berlin, Pemanasan Bagus Jabeur Jelang Wimbledon

Juara Berlin, Pemanasan Bagus Jabeur Jelang Wimbledon

Olahraga | koran-jakarta.com | Selasa, 21 Juni 2022 - 02:38
share

BERLIN - Unggulan teratas, Ons Jabeur, memenangkan pertandingan final turnamen WTA di Berlin, Senin (20/6) dini hari WIB. Jabeur merebut gelar setelah juara Olimpiade, Belinda Bencic, terpaksa mundur karena pergelangan kaki kirinya terkilir. Bencic tergelincir pada akhir set pertama dan meskipun menerima perawatan, dia akhirnya mundur dengan Jabeur memimpin 6-3, 2-1.

Jabeur memimpin 3-0 setelah pertandingan hanya berlangsung sembilan menit. Dia kemudian memenangkan gelar WTA ketiga dalam kariernya. Dia menang di lapangan rumput Birmingham, tahun lalu, dan di lapangan tanah liat Madrid bulan lalu.

"Dari apa yang saya ketahui tentang Belinda, dia akan membawa saya ke pertandingan tiga set hari ini," ujar Jabeur, yang berharap lawannya cepat pulih sebab Wimbledon akan dimulai pekan depan. "Yang paling penting bagi saya, dia baik-baik saja," sambungnya.

Dari turnamen lapangan rumput ATP, petenis nomor satu dunia, Daniil Medvedev, meneriaki pelatihnya di lapangan sebelum kalah pada final di lapangan rumput kedua berturut-turut. Dia dikalahkan Hubert Hurkacz dari Polandia, di Halle, Minggu waktu setempat. Medvedev kalah 6-1, 6-4 dalam pertandingan yang berlangsung 64 menit.

Ini adalah kekalahan kedua berturut-turut di final bagi petenis Rusia itu. Dia juga kalah dua set langsung dari Tim van Rijthoven, pekan lalu, di \'s-Hertogenbosch. Pada awal set kedua pada hari Minggu, Medvedev berteriak marah pada pelatihnya asal Prancis, Gilles Cervara, yang segera meninggalkan tempat duduknya di tribun dan keluar stadion.

Setelah pertandingan, Medvedev minta maaf kepada penonton karena tidak membuat pertandingan berlangsung lama lebih menarik. Hurkacz meraih gelar kelima dalam kariernya dan gelar pertamanya di lapangan rumput setelah mencapai semifinal Wimbledon tahun lalu.

"Daniil adalah pemain terbaik dunia sehingga sangat sulit untuk menghadapinya," ujar Hurkacz. "Semua pukulan yang tepat berhasil di awal. Jadi, saya benar-benar mendapatkan banyak momentum dari itu," sambungnya. Dalam perjalanannya ke final di Halle, petenis berusia 25 tahun itu mengalahkan petenis Australia, Nick Kyrgios, dalam tiga set sebelum mengungguli Medvedev.

Pindah Warga Negara

Sementara itu, seorang petenis Russia menghindari larangan bermain di Wimbledon dengan mengubah kewarganegaraannya menjadi Georgia. Demikian menurut sebuah laporan di surat kabar The Times . Natela Dzalamidze, pemain ganda berusia 29 tahun yang menempati peringkat 44 dunia, akan bertanding di ganda putri dengan petenis Serbia, Aleksandra Krunic, saat turnamen dimulai pada 27 Juni.

Penyelenggara Wimbledon All England Club mengumumkan pada bulan April bahwa petenis dari Russia dan Belarusia dilarang berkompetisi tahun ini setelah invasi Russia ke Ukraina. Tetapi, juru bicara All England Club mengatakan kepada The Times bahwa mereka tidak berdaya untuk ikut campur dalam perubahan kewarganegaraan Dzalamidze.

Hal itu karena masalah Asosiasi Tenis Wanita dan Federasi Tenis Internasional. Dia telah memenuhi persyaratan untuk bisa bermain di Wimbledon. "Kewarganegaraan pemain, didefinisikan sebagai bendera yang dibela di ajang profesional. Ini proses yang diatur WTA dan ITF," ujar juru bicara itu.

Larangan Wimbledon terhadap petenis Russia dan Belarusia memicu reaksi perlawanan di tempat lain di dunia tenis. WTA dan ATP mengurangi poin di turnamen Grand Slam tersebut. Tidak ada turnamen Grand Slam lainnya yang mengikuti jejak Wimbledon. AS Open, pekan lalu, mengumumkan bahwa petenis Russia dan Belarusia akan diizinkan bertanding di bawah bendera netral. ben/AFP/G-1

Topik Menarik