Perbaikan Infrastruktur di Sumut, 163 Titik Longsor dan 18 Jalan Ambles Telah Ditangani

Perbaikan Infrastruktur di Sumut, 163 Titik Longsor dan 18 Jalan Ambles Telah Ditangani

Nasional | okezone | Kamis, 11 Desember 2025 - 06:18
share

JAKARTA -  Ratusan titik longsor di Sumatera Utara sudah ditangani pascabencana yang melanda. Selain itu, belasan titik jalan amblas dan jembatan putus juga sudah ditangani. 

Itu sebagaimana dilaporkan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara mengenai perbaikan infrastruktur yang terdampak bencana. 

Penanganan dampak longsor tersebut dilakukan di sejumlah daerah, meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Binjai. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan hingga Rabu (10/12/2025), telah teridentifikasi 171 titik longsor, 27 titik jalan putus, 38 titik jalan ambles, 4 oprit jembatan putus, dan 28 titik genangan banjir. 

"Upaya penanganan terus berlangsung dan sebagian besar titik telah ditangani, termasuk 163 titik longsor, 10 titik jalan putus, 18 titik jalan ambles, 3 titik oprit jembatan, dan 28 titik genangan banjir yang sudah surut," kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya.

Meskipun penanganan berjalan intensif, masih terdapat empat koridor utama yang belum dapat dilewati akibat kerusakan berat, yaitu Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, Sibolga–Batangtoru, serta Batangtoru–Singkuang. 

Beberapa titik ambles total pada badan jalan dan oprit jembatan yang putus sehingga memerlukan penanganan khusus. 

Akses menuju Kota Sibolga sementara dapat ditempuh melalui rute Sidikalang–Barus–Sibolga. Sementara untuk menggantikan jalur Tarutung–Sipirok yang terputus, masyarakat dapat memanfaatkan ruas Siborong-borong–Pangaribuan–Sipirok sepanjang 114 km. 

 

Namun, akses ini masih terbatas bagi kendaraan kecil karena terdapat tiga lokasi amblas yang menggerus setengah badan jalan.

Ruas yang mengalami dampak paling berat adalah Batas Kota Tarutung–Batas Kabupaten Taput–Sibolga dengan total 96 titik kerusakan, serta ruas Tarutung–Sipirok dengan 54 titik terdampak. 

Pada ruas Rampa–Poriaha (Mungkur), tingkat kerusakan juga signifikan dengan 12 titik longsor dan ambles. Tujuh di antaranya longsor besar yang menyebabkan jalan benar-benar terputus.

Secara keseluruhan terdapat 31 lokasi jalan putus terdiri atas 27 kerusakan badan jalan dan 4 kerusakan jembatan. Dari jumlah tersebut, 10 titik badan jalan dan 3 titik jembatan telah selesai ditangani, sementara lokasi lain masih dalam proses perbaikan.

Pada ruas Tarutung–Sipirok, penanganan telah mencapai 50 dari total 54 titik. Masih tersisa satu titik jalan putus di STA 10+125 yang sedang disiapkan badan jalan sementaranya. 

Di lokasi lain, seperti STA 08+200 di Desa Pengkolan, akses sudah kembali terbuka bagi kendaraan, meski pemadatan jalan belum sepenuhnya optimal akibat kendala cuaca. 

Ruas Tarutung–Sibolga telah tertangani di 78 dari 96 lokasi terdampak, meskipun masih terdapat longsor besar sepanjang 100–150 meter yang belum dapat dijangkau alat berat. 

Jumlah titik diperkirakan masih dapat bertambah seiring akses yang mulai terbuka dan lokasi baru dapat teridentifikasi.

Untuk mendukung percepatan pemulihan, sebanyak 106 unit alat berat telah diterjunkan ke berbagai lokasi terdampak, terdiri dari excavator, loader, backhoe loader, dozer, motor grader, vibro roller, dump truck, hingga flat bed truck.

Kebutuhan bahan bakar alat berat untuk satu hari ke depan telah terpenuhi melalui bantuan berbagai pihak, mencapai 10.600 liter, dan suplai tambahan akan dikirimkan secara bertahap. 

Pada saat yang sama, kebutuhan material untuk penanganan darurat masih cukup besar, terutama berupa geobag, jembatan bailey, dan aramco agar proses pemulihan dapat berlangsung lebih efektif dan menjamin konektivitas masyarakat kembali pulih secepat mungkin.

Topik Menarik