Kemenkes Tak Rekomendasikan Penyaluran Susu Formula di Daerah Bencana Banjir Sumatera

Kemenkes Tak Rekomendasikan Penyaluran Susu Formula di Daerah Bencana Banjir Sumatera

Gaya Hidup | okezone | Senin, 8 Desember 2025 - 14:37
share

JAKARTA - Kementerian Kesehatan tidak merekomendasikan penyaluran susu formula secara bebas di lingkungan bencana. Alasannya, risiko kesehatan akibat keterbatasan air bersih dan sanitasi sangat tinggi.

Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga dr. Lovely Daisy menjelaskan, pentingnya perlindungan nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, maka di Aceh telah diterbitkan surat edaran resmi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi kepada seluruh kabupaten atau kota untuk tidak menyalurkan susu formula tanpa prosedur. 

"Jika memang diperlukan dalam kondisi kegawatdaruratan, penyaluran susu formula wajib melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar dapat dinilai kelayakannya dan dipantau penggunaannya,” tegas dr. Lovely, seperti dikutip dari laman Kemenkes, Senin (8/12/2025). 

Untuk memastikan kebutuhan gizi kelompok rentan, lanjutnya tenaga gizi dari Puskesmas telah diturunkan untuk melakukan supervisi dapur umum dan memastikan tersedianya makanan yang sesuai kebutuhan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Kemenkes juga mendistribusikan Makanan Tambahan (PMT) sejak 28 November melalui jalur udara dan darat untuk menjangkau wilayah terisolasi. Sebagian bantuan telah tiba dan distribusi lanjutan terus dilakukan.

Dengan dukungan logistik kesehatan yang terjamin, perlindungan nutrisi kelompok rentan, serta pengaturan distribusi bantuan yang berbasis prosedur, Kementerian Kesehatan memastikan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana tetap berjalan aman, efektif, dan sesuai standar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dr. Rizka Andalucia, memastikan bahwa Kementerian Kesehatan terus memperkuat dukungan layanan kesehatan melalui pemenuhan obat-obatan dan perbekalan medis di wilayah terdampak bencana.

dr. Rizka menjelaskan bahwa meskipun komunikasi di lapangan sering terputus, koordinasi antara pusat dan tim daerah tetap berjalan efektif untuk menjaga ketersediaan obat-obatan dasar, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Di lokasi pengungsian mulai muncul penyakit umum pasca bencana seperti batuk, pilek, demam, diare, dan penyakit kulit sehingga suplai obat dipastikan aman dan tidak mengalami kekosongan.

“Beberapa wilayah terdampak mengalami kerusakan gudang farmasi yang menyebabkan stok obat dan vaksin rusak atau tidak dapat digunakan. Untuk mempercepat penyaluran, distribusi logistik dipusatkan melalui Medan sehingga pengiriman dapat dilakukan lebih cepat dan tidak terhambat jarak,” jelasnya.

 

Selain pemenuhan obat dasar, Kemenkes juga memastikan layanan bagi pasien penyakit kronis yang tidak boleh menunda terapi, termasuk pasien hemodialisis. Pasien dari fasilitas terdampak telah dialihkan ke rumah sakit terdekat yang aman, sementara Kemenkes menjamin ketersediaan obat, alat kesehatan, tabung oksigen, dan logistik lainnya.

Kemenkes juga mengirimkan Anti Tetanus Serum (ATS) untuk mencegah infeksi luka akibat seng, paku, atau reruntuhan. Hingga kini, seluruh perbekalan kesehatan dalam kategori obat, alat medis, dan bahan habis pakai masih mencukupi dan dapat terdistribusi dengan baik. 

“Pemantauan secara intensif akan dilakukan dalam satu minggu ke depan untuk memastikan kebutuhan kesehatan masyarakat di pengungsian dan fasilitas kesehatan tetap terpenuhi tanpa hambatan,” ujar dr. Rizka.

Topik Menarik