Ratusan Rumah di 3 Kecamatan Kendari Terendam Banjir hingga 2 Meter
KENDARI – Sejumlah kecamatan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dilanda banjir, pada Minggu 29 Juni 2025. Banjir terparah terjadi di bantaran sungai wanggu, Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga. Di bantaran Sungai Wanggu, 172 rumah warga terendam dengan ketinggian air hampir mencapai dua meter.
Menurut warga sekitar, M. Alim, banjir mulai terjadi pada Sabtu 28 Juni 2025 sore, namun ketinggian air makin parah pada Minggu 29 Juni 2025 dini hari.
"Banjirnya dari hari Sabtu, ketinggian air kira kira satu meter lebih," ujar Alim, Senin (30/6/2025).
Ia pun sudah mengevakuasi keluarga dan barang berharganya ke posko pengungsian, sebab ketinggian air terus bertambah. Menurutnya, banjir seperti ini sudah sering terjadi di sekitar Sungai Wanggu, terakhir tahun 2019.
Sementara itu, Ketua RT 12/RW 6 Kelurahan Lepo-lepo, Sarman mengatakan, di bantaran Sungai Wanggu, banjir sudah menjadi langganan bahkan tidak hujan sekalipun.
Update Pemain Abroad Timnas Indonesia: Kevin Diks Tahan RB Leipzig, Jay Idzes Tumbang dari Como 1907
"Kami di sini sekalipun tidak hujan memang itu banjir kiriman, artinya yang dari atas dari hulu sungai. Karena memang air yang dari konda, ranomeeto (Kabupaten Konawe Selatan) pembungannya di Sungai Wanggu," ujar Sarman.
Ketinggian air mulai naik, kata Sarman, terjadi pada Sabtu hingga saat ini terus bertambah.
“Dari kemarin itu puncaknya dia naik air jam dua siang sampai sekarang itu tidak pernahmi turun-turun bahkan bertambah naik sekarang, kan posisi sekarang air laut lagi pasang,” kata Sarman.
Sarman mengungkapkan, ketinggian air yang merendam ratusan rumah warga di bantaran Sungai Wanggu mencapai 1,8 meter.
“Jadi selama ini sebelum artinya rumah itu masih bisa ditempati mereka tidak mengungsi sekalipun masuk air. Tapi posisi sekarang ini memang sudah tidak bisa karena di dalam rumah itu air sudah mencapai satu meter lebih,” jelasnya.
Kata Sarman, sejak ada kolam retensi, banjir yang terjadi setiap tahun tidak sampai masuk ke rumah warga. Namun banjir kali ini merupakan banjir terparah sejak kolam retensi di bangun Pemerintah Kota Kendari.
Kepala BPBD Kota Kendari, Cornelius Padang mengungkapkan, bahwa intesintasi hujan beberapa hari terkahir menyebabkan beberapa wilayah di Kota Kendari terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Namun menurut Cornelius, dari semua wilayah terdampak bencana, paling parah terjadi bantaran Sungai Wanggu Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga.
“Untuk wilayah terdampak banjir memang ada beberapa wilayah dan yang parah memang di kali wanggu ini, ini langganan setiap tahun,” tutur Cornelius.
Selain itu, banjir juga terjadi di Kampung Salo Kecamatan Kendari Barat, dan Kambu Kecamatan Kambu. BPBD Kota Kendari sudah mendirikan 3 posko di bantaran sungai wanggu dan 1 posko didirikan Kementerian Sosial.










