Kenapa Malang Jatim Dilanda Hujan Angin saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG
MALANG - Hujan deras dan angin kencang masih menerjang Malang raya, Jawa Timur meski sudah masuk musim kemarau. Fenomena hujan di tengah musim kemarau ini memang cukup mengejutkan warga, meskipun secara ilmiah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut hal itu bisa terjadi.
Bahkan, di Kecamatan Tirtoyudo, Malang hujan ekstrem membuat banjir bandang, hingga kejadian tanah longsor, pekan lalu. Hujan deras dan angin kencang juga dua hari terakhir menerjang Kota Malang dan sekitarnya.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Linda Fitrotul Muzayanah mengungkapkan, fenomena hujan saat memasuki awal musim kemarau yang ada di Malang raya ini memang disebut kemarau basah. Fenomena ini terjadi karena adanya gangguan atmosfer seperti fenomena Rossby yakni gelombang atmosfer yang bergerak di lapisan atas atmosfer dan memengaruhi angin dan curah hujan.
Kemudian, fenomena Kelvin yaitu gelombang atmosfer yang bergerak ke arah timur di dekat khatulistiwa dan dapat memengaruhi pola curah hujan, fenomena Madden Julian Oscillatiion (MJO) yang merupakan osilasi atmosfer yang signifikan pada wilayah tropis dengan periode 30-60 hari, hingga fenomena low.
"Di awal Juni ini masih ada hujan diakibatkan dari bibit siklon di Laut Cina Selatan yang mmpengaruhi pola angin di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya, ya sehingga meningkatkan pertumbuhan awan hujan," kata Linda Fitrotul Muzayannah, dikonfirmasi pada Senin pagi (16/6/2025).
Menurutnya, pergerakan siklon itu biasanya dipengaruhi oleh gerak semu matahari, karena saat ini posisi matahari ada di utara, sehingga membuat suhu muka laut menghangat, dan timbul tekanan rendah. Namun, perlahan-lahan siklon itu mulai bergerak ke utara.
"Itu yang kemarin terakhir siklon sudah menjauh ke utara, itu bisa terlihat dari peta yang ada tanda panahnya bergerak ke utara. Saat ini, memang tidak terlihat lagi (aktivitas siklon)," tuturnya.
Maka hal ini mempengaruhi intensitas cuaca di beberapa wilayah, termasuk di Malang raya juga. Diperkirakan dalam fenomena ini akan hilang di akhir bulan Juni ini dan berganti musim kemarau sepenuhnya.
"(Aktivitas siklon) Menang tidak terlihat di gambar ini. Bibit siklon tropis diprediksi tidak memberikan dampak kondisi cuaca ekstrem, dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan," pungkasnya.