Fadli Zon Angkat Nilai Luhur Pangan Lokal Roti Singkong bersama Kuba dan Venezuela
JAKARTA – Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya dalam membangun jalinan persahabatan serta kerja sama kebudayaan dengan negara-negara sahabat melalui penyelenggaraan acara Cassava Bread: A Celebration of Common Heritage through Local Food Traditions of Cuba, Indonesia, and Venezuela di Galeri Nasional Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut menyampaikan langkah strategis pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi secara inklusif bersama Kuba dan Venezuela.
Melibatkan Kuba dan Venezuela, perhelatan ini menjadi bukti bahwa ketiga negara memiliki kesadaran bersama akan sejarah kuliner yang melampaui batas-batas geografis.
Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon sampaikan keterikatan Kuba, Indonesia, dan Venezuela dalam bidang gastronomi, khususnya singkong sebagai bahan pangan.
“Acara ini merayakan warisan kuliner bersama kita yang berakar dari singkong, sekaligus membangun jalinan persahabatan lintas negara melalui cita rasa dan nilai-nilai budaya,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dari Majene, Sulawesi Barat, dihadirkan jepa, yaitu roti pipih dari singkong yang dipanggang di atas wajan tanah liat atau besi. Disajikan dengan ikan asin dan sambal, jepa bukan sekadar makanan, melainkan simbol jati diri lokal.
Selanjutnya enbal dari Kepulauan Kei, Maluku: tradisi luar biasa yang mengolah singkong beracun (Manihot Glaziovii) secara cermat untuk menghilangkan kandungan sianida.
“Melalui pertemuan ini, kami ingin menyoroti bahwa makanan tradisional Indonesia tidak hanya mencerminkan keberagaman dan kesehatan, tetapi juga mengandung kearifan leluhur dan daya tahan budaya yang mendalam,” tutur Menbud Fadli.
Indonesia sendiri memiliki sejarah yang unik dalam pengolahan pangan berbasis singkong. Jepa merupakan roti tipis menyerupai panekuk dari tepung singkong yang berasal dari Sulawesi Barat dan biasanya dipanggang di atas lempengan panas. Sementara itu, enbal adalah jenis roti singkong dari Maluku yang umumnya dikonsumsi sebagai makanan utama.
Menariknya, cara pembuatan dan penyajian jepa dan enbal ini memiliki kemiripan dengan roti singkong dari Kuba dan Venezuela, yang menunjukkan keterkaitan budaya dalam khazanah kuliner dunia.
“Kami sampaikan bahwa komunitas budaya di Majene dan Kepulauan Kei memiliki aspirasi untuk bergabung dalam penetapan roti singkong oleh UNESCO. Hal ini membutuhkan persetujuan dan dukungan dari negara-negara yang telah lebih dulu terdaftar, termasuk Kuba dan Venezuela," kata Fadli Zon.
"Untuk itu, kami dengan rendah hati memohon kesediaan Anda untuk berkolaborasi,” ucapnya di hadapan Duta Besar dan representatif diplomatik negara-negara sahabat.
Hadir secara langsung dalam acara ini, Duta Besar Republik Kuba untuk Indonesia Dagmar Gonzalez Grau mengatakan, “Adalah kesenangan yang sangat besar bagi kami untuk berpartisipasi hari ini dalam kegiatan promosi mengenai pengetahuan dan praktik tradisional yang terkait dengan persiapan dan konsumsi roti singkong, yang telah diakui pada 2024 oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda kemanusiaan.”
Pada kesempatan ini, ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas inisiatif ini, yang ia yakini akan memperkuat persahabatan, solidaritas, dan pemahaman yang lebih besar di antara masyarakat dari ketiga negara.
Sementara itu, Duta Besar Venezuela untuk Indonesia Enrique Antonio Acuna Mendoza sampaikan bahwa casabe, makanan tradisional dari budaya asli Amerika Latin yang terbuat dari singkong, tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol identitas budaya, ketahanan, dan kreativitas.
Menutup sambutannya, Menbud Fadli menyampaikan, “Marilah kita bersatu dalam semangat Konvensi UNESCO 2003 untuk menjaga warisan budaya yang hidup bagi generasi mendatang, melalui kerja sama yang berbasis pada komunitas dan semangat gotong royong lintas negara."
Hadir dalam acara ini, Duta Besar Republik Kuba untuk Indonesia Dagmar Gonzalez Grau, Duta Besar Venezuela untuk Indonesia Enrique Antonio Acuna Mendoza, Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kebudayaan Katherine Grace Fadli Zon, serta Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Ismunandar.
Selain itu, hadir pula sejumlah Duta Besar negara-negara sahabat, Azerbaijan, Bosnia, Herzegovina, Ethiopia, Iran, dan Palestina; sejumlah representatif diplomatik negara sahabat, India, Jepang, Peru, dan Tunisia; serta anggota Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kebudayaan.
Perwakilan anggota SERUNI Kabinet Merah Putih, praktisi kuliner, otoritas Provinsi Sulawesi Barat dan Maluku, dan jajaran Kementerian Kebudayaan turut menghadiri kegiatan ini.
Acara ini adalah simbol kuat dari semangat kolaborasi dari pertukaran budaya lintas negara. Langkah ini merupakan upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya takbenda kepada masyarakat internasional, serta memastikan bahwa praktik yang bernilai luhur ini dapat terus memberi makna bagi peradaban.










