Kinerja Ciamik Saham Teknologi Sepanjang 2025, IRSX-WIFI Berpesta
IDXChannel - Saham sektor teknologi mencatatkan kinerja ciamik sepanjang 2025, jauh melampaui sektor lainnya.
Hingga Senin (29/12/2025), indeks saham sektor teknologi (IDXTECHNO) tercatat tumbuh 140,71 persen secara year to date (ytd).
Kinerja positif saham teknologi sejalan dengan gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat 22,10 persen ke level 8.644,26 menjelang tutup tahun.
Adapun lonjakan saham sektor teknologi terutama ditopang oleh sejumlah emiten yang menunjukkan kenaikan harga yang signifikan di tengah volatilitas pasar global dan domestik.
Dari total 40 saham teknologi yang tercatat di Bursa, baik di bidang e-commerce, pusat data (data center), periklanan digital, perangkat komputer & elektronik, hingga layanan teknologi lainnya.
Terdapat lima emiten yang memimpin kenaikan dan berhasil memberikan cuan ratusan persen kepada investor. Kelimanya adalah PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
IRSX Melesat 2.000 Persen
IRSX menjadi jawara dalam jajaran saham teknologi dengan memimpin kenaikan sebesar 2.125 persen ke harga Rp690 per 29 Desember 2025.
Pada Januari-Juli, IRSX masih diperdagangkan di kisaran Rp40-Rp50 per saham. Transaksi saham IRSX mulai merangkak naik pada awal Agustus dan tumbuh ribuan persen hingga akhir 2025.
Kenaikan saham IRSX seiring dengan restrukturisasi bisnis, ekspansi konten digital, akuisisi berbagai unit usaha hingga penambahan modal melalui rights issue.
Adapun bisnis perseroan semula fokus pada pengembangan software, dan kini berubah ke arah kombinasi ke sektor digital, teknologi, dan hiburan.
Lini bisnis yang saat ini dijalankan IRSX antara lain Folago Social Commerce, Folago Live Entertainment, Folago Go, dan Folago Pictures.
Seiring harga saham yang melejit, perseroan juga mencatatkan lonjakan laba bersih hingga hingga kuartal III. Laba IRSX melonjak 1.776 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp34,15 miliar.
Total aset perseroan naik 102,02 persen menjadi Rp338,18 miliar, ekuitas juga meningkat menjadi Rp 307,83 miliar, sedangkan liabilitas turun menjadi Rp30,35 miliar.
WIFI Melonjak 697 Persen
Posisi kedua top gainers sektor teknologi dihuni oleh saham WIFI. Saham Surge tersebut tumbuh 697,56 persen ke harga Rp3.270 per 29 Desember 2025.
Saham WIFI sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) baru, yakni di level Rp2.970 per unit pada Juli 2025.
Dengan jumlah saham terdaftar 5,30 miliar dan harga pasar Rp3.270 per saham, kapitalisasi pasar saham WIFI saat ini mencapai Rp17,3 triliun.
Saat ini, seluruh bisnis Surge didukung oleh 14 anak usaha mulai dari pemasangan iklan digital, pengembangan aplikasi, hingga pembangunan jaringan fiber optik.
Lonjakan saham WIFI tak terlepas dari kinerja perseroan yang berhasil mencetak pendapatan Rp1,01 triliun, melejit 101 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp504,95 miliar.
Segmen telekomunikasi mencatat pendapatan Rp739,44 miliar, mendominasi pendapatan Surge hingga 73 persen. Sisanya disumbang dari segmen periklanan sebesar Rp276,67 miliar atau setara 27,23 persen.
Jumlah pelanggan Surge juga bertambah 443 ribu atau 114 persen secara kuartalan per September dengan target HomeConnect mencapai 1,5 juta pelanggan sepanjang 2025.
Sementara itu, HomePass Surge mencapai 1,5 juta, meningkat 72 persen secara kuartalan alias bertambah 634 ribu. Hal ini seiring agresifnya ekspansi perseroan membuka jaringan baru.
Total aset WIFI melonjak sebesar 331 persen menjadi Rp12,54 triliun, ekuitas juga naik signifikan sebesar 749,9 persen menjadi Rp8,18 triliun, serta liabilitas meningkat 124,69 persen menjadi Rp4,35 triliun.
DCII Jadi Saham Termahal di Bursa
Emiten data center konglomerat Otto Toto Sugiri, DCII menempati posisi ketiga sebagai saham teknologi dengan pertumbuhan paling tinggi sepanjang 2025.
Saham DCII naik signifikan 409 persen ke harga Rp214.525 per 29 Desember 2025. Saham data center ini sempat menyentuh all time high atau harga tertingginya pada Agustus 2025 di level Rp359.900 per saham, dan menjadikannya sebagai saham termahal di Bursa Efek Indonesia.
Saat ini DCI Indonesia memiliki tujuh fasilitas data center di tiga lokasi yakni di Cibitung, Karawang, dan Jakarta, dengan total kapasitas power potensial hampir mencapai 1.000 megawatt.
Hingga Kuartal III, DCII mencatat laba bersih Rp825 miliar, atau menguat 83,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 449,48 miliar.
Pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan yang naik 74,39 persen menjadi Rp1,92 triliun dari Rp1,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Per September 2025, total aset DCII naik menjadi sebesar Rp5,68 triliun, liabilitas naik ke Rp1,86 triliun, dan ekuitas perusahaan mencapai Rp3,82 triliun.
Adapun saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melejit 212,43 persen ke harga Rp57.800 sehingga menempati urutan keempat top gainers 2025 di sektor teknologi.
MLPT menjadi saham dengan nominal tertinggi kedua setelah DCII. Pada puncaknya, MLPT sempat diperdagangkan di atas Rp150.000 per saham. Bahkan dalam beberapa periode mencapai reli spektakuler hingga lebih dari 600 persen.
Lalu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) berada di posisi kelima dengan kenaikan saham 126,63 persen ke Rp1.115 per 29 Desember 2025.
Sementara itu, saham dengan bobot terbesar di indeks IDX Techno adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Saham ini memberikan kontribusi bobot paling signifikan terhadap pergerakan indeks IDX Techno, dengan andil sekitar 73,04 persen. Namun, saham GOTO terkoreksi 8,57 persen ke harga Rp64 secara year to date (ytd).
(DESI ANGRIANI)









