Wakil Ketua MPR: Bangun Indonesia Maju dengan Persatuan dan Konstitusi
Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyerukan pentingnya persatuan bangsa dan penghormatan terhadap konstitusi sebagai fondasi utama dalam membangun Indonesia yang maju. Pernyataan ini disampaikan Ibas berkaitan dengan peringatan Hari Konstitusi yang jatuh pada tanggal 18 Agustus 2025.
Ibas menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya soal bebas dari penjajahan, melainkan juga komitmen untuk melanjutkan pembangunan peradaban yang berlandaskan konstitusi.
Baca juga: Menteri Kabinet Merah Putih dan Pimpinan Lembaga Negara Hadiri Peringatan Hari Konstitusi
“Kita bukan sekadar merdeka. Kita ingin melanjutkan pembangunan peradaban dengan konstitusi.” tegasnya. Ibas mengingatkan bahwa kekuatan sebuah bangsa tidak terletak pada kekuasaan, tetapi pada norma, etika, dan kepatuhan terhadap konstitusi," katanya saat mengikuti Peringatan Hari Konstitusi dan HUT RI ke-80 di Gedung Nusantara IV, MPR/DPR RI Senayan, dikutip Selasa (19/8/2025).
“Bangsa ini hidup bukan karena kekuasaan, tapi karena norma yang dipegang, etika kehidupan, dan konstitusi yang dihormati,” lanjut Ibas. Dia menegaskan, UUD 1945 bukan sekadar teks hukum, melainkan sumpah kolektif yang lahir dari darah perjuangan dan sarat makna filosofis.“UUD 1945 bukan sekadar tulisan di atas kertas. Ia adalah sumpah kolektif. Ia adalah jiwa Pancasila yang ditulis dengan darah perjuangan dan mengandung makna filosofis yang mendalam,” tandasnya.
Dalam refleksi Hari Konstitusi ini, Ibas mengajak seluruh rakyat untuk senantiasa memegang teguh konstitusi, menjaga demokrasi, serta tidak tergoyahkan oleh pragmatisme politik. “Peganglah teguh konstitusi, tegakkan demokrasi, jangan goyah di tengah pragmatisme politik,” serunya.
Baca juga: DPR Tindak Lanjuti Surat MK soal Hakim Arief Hidayat Pensiun
Ibas juga mengingatkan bahwa peringatan kemerdekaan harus selalu disertai dengan kesadaran akan lahirnya konstitusi sebagai ruh berbangsa. “Peringati kemerdekaan, jangan lupakan lahirnya konstitusi. Di sanalah ruh berbangsa ditulis,” ujarnya. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang berpijak pada jati dirinya, dan konstitusi menjadi titik nyatanya.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang berpijak pada jati dirinya. Dan konstitusi itulah titik nyatanya,” tandasnya. Oleh karena itu, persatuan bangsa penting dan merupakan harga mati, dengan empat pilar kebangsaan sebagai rel yang memandu perjalanan Indonesia menuju kemandirian.
“Persatuan itu harga mati. Dan empat pilar itulah rel yang memandu kita menuju indonesia yang berdikari,” tegasnya.
Ibas mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjunjung tinggi konstitusi, memperkuat demokrasi, dan memelihara persatuan nasional. “Mari kita semua berdiri untuk menegaskan: bahwa tanpa konstitusi, kita hanya kerumunan tanpa arah. Dengan konstitusi, kita menjadi bangsa. Dengan pancasila, kita menjadi indonesia,” pungkasnya.










