TNI AD Ungkap Hasil Investigasi Insiden Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

TNI AD Ungkap Hasil Investigasi Insiden Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

Nasional | sindonews | Senin, 26 Mei 2025 - 21:15
share

TNI Angkatan Darat (AD) mengungkap hasil investigasi yang telah dilakukan terkait insiden ledakan amunisi kedaluwarsa yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut pada Senin 12 Mei 2025 lalu. Sejumlah fakta pun terungkap dalam peristiwa ledakan yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia tersebut.

"Jadi, tim investigasi mendapatkan beberapa hal yang berkaitan dengan dua hal pokok. Pertama, mengapa ledakan bisa terjadi. Yang kedua, mengapa bisa ada korban masyarakat sipil," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Berkaitan dengan kenapa ledakan bisa terjadi, kata dia, hasil investigasi menunjukkan bahwa detonator yang akan dimusnahkan atau akan dihancurkan itu adalah detonator dalam kondisi expired atau kondisi afkir.

Sehingga kondisi detonator tersebut ada ketidakstabilan dari konstruksi.

"Dan perlakuannya itu memerlukan perlakuan yang hati-hati. Perlu dilakukan oleh tenaga profesional. Poin pertama ini berkaitan dengan kenapa ledakan bisa terjadi," ujarnya.

Ternyata, kondisi ini yang membuat tidak diketahui oleh beberapa personel yang bertugas.

Wahyu juga mengungkapkan, tim investigasi menemukan hasil bahwa ada pelibatan masyarakat yang di luar yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat.

"Jadi dalam rangka penghancuran kondisi afkir itu ada pelibatan masyarakat. Kami sampaikan di sini ada pelibatan masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi dan kegiatan yang bersifat ringan," tuturnya.

Dia mengungkap, pelibatan masyarakat itu di antaranya seperti membantu menyediakan masakan bagi personel hingga logistik.

Selain itu ditemukan juga dari investigasi yang dilakukan, masyarakat dilibatkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Di antaranya melaksanakan kegiatan seperti menggali lubang dan pembersihan pasca peledakan dilaksanakan.

Diketahui, kata dia, residu-residu yang terjadi setelah ledakan itu kan cukup banyak.

"Nah, berkaitan dengan poin kedua dari hasil investigasi itu, saya sampaikan ada pelibatan masyarakat yang di luar yang seharusnya saya sampaikan tadi. Jadi masyarakat ikut membantu mengangkat material-material detonator, box detonator ke dalam lubang penghancuran," ungkapnya.

"Nah, sembilan warga masyarakat ini secara bahu-membahu membantu mengangkat detonator ke dalam lubang itu diterima oleh prajurit, dan saat itulah kecelakaan terjadi," kata dia melanjutkan.

Wahyu menegaskan bahwa seharusnya tidak ada korban masyarakat sipil jika tidak ada pelibatan dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Apalagi, kata dia, detonator yang dibawa dalam kondisi afgir atau expired yang membutuhkan kehati-hatian dan dilakukan oleh profesional.

"Tetapi itu tidak terjadi, kenapa? Karena ada pelibatan masyarakat untuk membantu kegiatan tersebut yang masyarakat tidak tahu cara-cara itu. Sehingga saat terjadi ledakan karena penanganan tidak semestinya, korban jatuh di sekitar lubang. Dan itu menjadi bahan evaluasi yang cukup tegas bagi pimpinan TNI Angkatan Darat," pungkasnya.

Topik Menarik