Sejarah Pasar Tanah Abang, Dahulu Kala Pernah Dibakar dan Hanya Buka di Hari Sabtu

Sejarah Pasar Tanah Abang, Dahulu Kala Pernah Dibakar dan Hanya Buka di Hari Sabtu

Nasional | BuddyKu | Selasa, 10 Oktober 2023 - 07:01
share

JAKARTA - Pasar Tanah Abang, pusat perdagangan legendaris yang menjadi pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara. Pasar ini dibangun di era Hindia Belanda pada 30 Agustus 1735.

Melansir Sindonews, Pasar Tanah Abang didirikan Yustinus Vinck atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patras. Pasar Tanah Abang telah mengantongi izin untuk jualan tekstil dan barang kelontong sejak didirikan.

Pada awal dibangun Pasar Tanah Abang hanya buka hari Sabtu. Hal itulah yang membuatnya sempat disebut sebagai Pasar Sabtu.

Hingga terjadinya Peristiwa Geger Pecinan pada 1740. Peristiwa pembantaian orang Tionghoa serta perusakan harta benda oleh pasukan VOC ini merembet ke Pasar Tanah Abang. Pasar dibakar serta diporakporandakan.

Pasar Tanah Abang kembali beroperasi ketika hubungan VOC dan orang Tionghoa membaik. Pasar ini semakin ramai ketika 1880. Saat itu, pasar tidak hanya buka pada hari Sabtu saja, tetapi juga hari Rabu.

Bangunan Pasar Tanah Abang sangat sederhana awalnya. Seiring waktu, Pasar Tanah Abang semakin berkembang terutama setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Orang Belanda pun menyebut Pasar Tanah Abang dengan sebutan De Nabang.

Konon, banyak pohon nabang atau pohon palem di wilayah tersebut. Sementara, masyarakat Batavia mulai menyebut pasar dengan Tenabang.

Pasar Tanah Abang terus berkembang di bawah pengelolaan pmerintah DKI Jakarta melalui Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya pada 1973. Pasar ini pun menjadi bangunan bertingkat tiga.

Pasar Tanah Abang menjadi salah satu pasar yang menjual secara grosir dan eceran dengan harga yang terbilang miring. Pasar Tanah Abang selalu ramai dipadati pengunjung, bukan hanya dari dalam negeri. Bahkan, ada yang dari mancanegara.

Topik Menarik