Prabowo Klaim Aktivis yang Ia Culik Sudah Dikembalikan, Nasib 13 Aktivis yang Belum Pulang Dipertanyakan: Dikebumikan Apa Dipulangkan?

Prabowo Klaim Aktivis yang Ia Culik Sudah Dikembalikan, Nasib 13 Aktivis yang Belum Pulang Dipertanyakan: Dikebumikan Apa Dipulangkan?

Nasional | BuddyKu | Sabtu, 29 Juli 2023 - 00:27
share

Bakal calon presiden usungan Gerindra Prabowo Subianto mengaku telah menculik sejumlah aktivis pada rentan waktu 1997-1998. Namun Menteri Pertahanan RI itu mengaku semua yang diculik telah dipulangkan. Prabowo mengaku tak mengetahui nasib 13 aktivis yang belum balik sampai sekarang.

Pengakuan Prabowo langsung bikin geger jagat maya, netizen beramai-ramai mempertanyakan keberadaan 13 orang aktivis korban penculikan yang hingga sekarang masih misteri. Banyak diantara mereka yang meminta Prabowo jujur, bahwa 13 aktivis itu telah dibunuh.

Mungkin ada yg di kembalikan ke rumah Bapa di surga yg lain malah dikembalikan seperti semula from ashes to ashes kata seorang netizen pengguna twitter dengan akun @BonekHibrida dilansir Populis.id Jumat (28/7/2023).

Sementara itu pegiat media sosial Yusuf Muhammad dan sejumlah netizen lainnya mempertanyakan nasib Wiji Tuhukul yang juga hingga saat ini masih menjadi misteri. Dia meminta Prabowo menunjukan alamat dimana dirinya memulangkan Wiji Thukul.

Maaf, mau tanya. Apakah Wiji Tuhukul juga termasuk yg sudah dikembalikan ? Kalau iya, dikembalikan ke mana ? #MikirKeras, kata Yusuf Muhamad.

Yang jelas tangannya bau darah saudara-saudara, kata pengguna @HendraWathi.

Kayak mengembalikan barang ya. Enteng bgt jawabnya. Ngga tau ya, apa motif BS dekati Prabowo. Pdhal jelas Prabowo udah menghilangkan kawan perjuangannya, tulis @DarungVenansius.

Judul salah ketik kah? Maksudnya "sudah dikebumikan semua"? tulis @kelempot

Yang saya ambil""Sudah dikembalikan" Fix.. Misteri penculikan sudah menemukan titik yang digelapkan.. SeSeorang telah mengakui, bahwa dirinya berperan dalam penculikan. Dan kedua Itu dikembalikan kemana? Ke Tuhan yang Maha Kuasa kah? timpal pengguna @rido_trio.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Politikus PDIP yang juga aktivis \'98 Budiman Sudjatmiko bikin geger publik dengan sebuah pernyataannya yang menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengakui telah melakukan penculikan kepada sejumlah aktivis pada 1997-1998.

Budiman mengaku informasi itu ia dapat ketika dirinya bersama Nezar Patria seorang aktivis 98 yang menjadi korban penculikan mewawancarai Prabowo. Wawancara dilakukan pada 2002 silam. Itu adalah pertemuan pertama Budiman dengan Prabowo.

Dalam wawancara itu Prabowo mengakui melakukan penculikan,namun semua aktivis yang ia culik sudah dipulangkan. Prabowo mengaku tak tahu menahu soal nasib 13 aktivis yang belum pulang ke rumah.

Baca Juga: Hasil Audit JIS Dibeberin Terang Benderang, Orang PDIP Sebut Anies Cuma Modal Mulut Manis : Doyan Jualan Kecap, Tapi Gagasannya Bodoh!

Baca Juga: Curiga Anggaran Diselewengkan, Orangnya Ganjar Dukung Heru Budi Audit JIS: Jangan-jangan Kelebihan Bayar, Duitnya Masuk Dompet Kroninya Abas

"(Prabowo bilang) \'Yang saya ambil sudah kembali semua. Saya kembalikan semua. Saya tidak tahu kenapa sebagian tidak pernah kembali ke rumah. Tapi yang saya ambil saya sudah lepaskan semua\'. Itu pengakuannya,"kata Budiman dalam sebuah wawancara di saluran Youtube Kompas.com dilansir Populis.id Jumat (28/7/2023).

Adapun, saat peristiwa penculikan terjadi pada tahun 1997-1998, Prabowo masih menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Kopassus diketahui membentuk tim kecil bernama Tim Mawar, yang melakukan operasi penculikan.

Sebagai informasi, semasa era Orde Baru, Presiden ke-2 Soeharto melakukan segala cara untuk mempertahankan kuasanya. Ia meredam segala kritik yang ditujukan, bahkan dengan lewat cara kekerasan. Sejumlah aktivis diculik. Beberapa dilepaskan, namun sebagian tak pernah kembali hingga kini.

Dalam kasus penculikan aktivis 1997/1998, Kopassus membuat tim kecil untuk melakukan operasi penculikan tersebut. Tim kecil ini disebut Tim Mawar, dibentuk karena peristiwa 27 Juli 1996.

Kala itu, para preman didukung tentara merampas kantor dan menyerang simpatisan yang mendukung Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Tim Mawar bertugas untuk mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror.

Pada 18 Januari 1998, terjadi ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Kejadian ini membuat Tim Mawar semakin berpengaruh dalam urusan keamanan. Tim Mawar menyusun rencana untuk menangkap sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat dalam insiden ledakan bom tersebut.

Topik Menarik