Mengenal Mad Badal, Hukum Dalam Ilmu Tajwid

Mengenal Mad Badal, Hukum Dalam Ilmu Tajwid

Nasional | BuddyKu | Selasa, 14 Maret 2023 - 18:39
share

AKURAT.CO Seringkali kita mendengar bacaan murrotal Al-Qur\'an yang begitu indah dan mengesankan hati serta pendengaran. Keindahan tersebut salah satunya muncul karena ilmu tajwid yang dipraktikkan dalam membaca Al-Qur\'an.

Tajwid merupakan ilmu yang mengajarkan untuk bagaimana cara membaca Al-Qur\'an yang baik dan benar. Secara bahasa tajwid berarti mengindahkan, memperindah dan secara istilah berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi pada mustahaknya.

Ilmu tajwid terdapat banyak hukum yang diajarkan dalam membaca tiap huruf pada ayat Al-Qur\'an. Salah satunya ialah hukum bacaan mad. Mad sendiri adalah panjang atau pendeknya bacaan huruf. Secara bahasa mad berasal dari Bahasa Arab al-mad yang berarti memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad atau lain (layyin) ketika bertemu dengan hamzah atau sukun.

Pada umumnya mad terbagi menjadi dua yakni mad thabi\'i (mad asli) dan mad far\'i (mad cabangnya) seperti mad wajib muttashil, mad jaiz munfashil, mad badal, mad lin, mad shilah thawilah, mad aridh lissukun dan lainnya masih banyak lagi yang termasuk dalam mad far\'i.

Mad Badal dalam Tajwid

Dalam pembahasan kali ini, kita akan belajar bagaimana hukum bacaan dari mad badal.

Mad badal adalah hukum bacaan yang termasuk juga dalam salah satu bagian dari mad far\'i. Secara bahasa, mad sendiri berarti "panjang" atau memanjangkan suatu bacaan, sedangkan badal ialah "mengganti atau merubah". Jadi, secara konteks pengertian jelasnya mad badal ialah mad pengganti. Suatu bacaan dikenakan hukum mad badal bilamana dalam bacaan terdapat hamzah () bertemu dengan huruf-huruf mad asli/mad thobi\'I dalam satu kata. Maka bacaan tersebut masuk dalam hukum mad badal. Huruf mad itu ada karena menggantikan huruf hamzah. Seperti pada contoh pada kalimat yang seharusnya bertuliskan hamzah bertemu dengan hamzah (A\'manu) maka kalimat tersebut dibadalkan atau digantikan dengan mad menjadi (Aamanu) dengan demikian cara panjang bacaannya yaitu sama seperti mad thabi\'I yaitu dua harakat.

Berikut merupakan contoh bacaan mad iwad di dalam penggalan ayat Al-Quran:

Surat Al-Baqarah ayat 33:

"Qaala yaaa aadamu ambi\'hum bi\'asma`ihim, fa lamma amba\'ahum bi\'asmaa\'ihim qaala a lam aqul lakum innii a\'lamu gaibas-samaawaati wal-ari wa a\'lamu maa tubdna wa maa kuntum taktumn"

Artinya: "Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah: 33).

Dalam penggalan ayat di atas, dapat diketahui terdapat hukum bacaan mad badal pada kalimat (Aadamu). Ini diketahui pada huruf hamzah yang dibaca dengan Panjang dua harakat tersebut, hamzah tersebut bisa dibaca dua harakat karena terkena hukum bacaan mad badal yaitu yang seharusnya kalimat awalnya (A\'damu) maka hamzah yang kedua tersebut dibadalkan dengan mengganti berupa huruf mad menjadi (Aadamu).

Surat Al-Quraisy ayat satu:

"Li`lfi qurasy"

Artinya: "Karena kebiasaan orang-orang Quraisy". (QS. Al-Quraisy: 1)

Dalam penggalan ayat di atas dapat diketahui terdapat hukum bacaan mad badal pada kalimat (Iilafi). Ini diketahui pada huruf hamzah yang dibaca dengan panjang dua harakat tersebut, hamzah tersebut bisa dibaca dua harakat karena terkena hukum bacaan mad badal yaitu yang seharusnya kalimat awalnya (I\'laafi) maka hamzah yang kedua tersebut dibadalkan dengan mengganti berupa huruf mad menjadi (Iilafi).

Surat Ali-Imran ayat 186:

"Latublawunna fii amwaalikum wa anfusikum, wa latasma\'unna minallaiina tul-kitaaba ming qablikum wa minallaiina asyrakuu aang kaiiraa, wa in tabir wa tattaq fa inna aalika min \'azmil-umr"

Artinya: "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan," (QS. Ali Imran: 186).

Dalam penggalan ayat di atas, dapat diketahui terdapat hukum bacaan mad badal pada kalimat (Uutuu). Ini diketahui pada huruf hamzah yang dibaca dengan Panjang dua harakat tersebut, hamzah tersebut bisa dibaca dua harakat karena terkena hukum bacaan mad badal yaitu yang seharusnya kalimat awalnya (U\'tuu) maka hamzah yang kedua tersebut dibadalkan dengan mengganti berupa huruf mad menjadi (Uutuu).

Topik Menarik