Ngotot Ganti Patung Kendang dengan Tobong Gamping
RADAR JOGJA Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul terus mematangkan proses pembangunan proyek penataan Kota Wonosari senilai Rp 9,4 miliar. Sesuai rencana awal wajah kota ditata dari Bundaran Siyono Playen. Hampir dipastikan, desakan publik tidak memengaruhi skema awal mengbah Patung Pengendang menjadi Monumen Tobong Gamping.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Gunungkidul Irawan Jatmiko mengatakan, setelah muncul pemenang lelang lanjut ke tahap pelaksanaan kontrak ditandai dengan adanya Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ). Proyek penataan kota dimulai dari Bundaran Siyono, Playen sampai Baleharjo, Wonosari.Sesuai rencana, kata Irawan Jatmiko kemarin (12/9).
Perubahan wajah ikon di Bundaran Siyono, Playen masuk dalam rencana pembangunan 10 paket strategis penataan Kota Wonosari dalam pekerjaan tahun anggaran 2022. Bangunan tobong dengan tinggi 9 meter dan diameter 4 meter akan menjadi pengganti patung pengendang.
Patung tobong bakal menjadi icon baru Gunungkidul, didasari dengan pertimbangan sejarah masa lampau. Pernah menjadi sumber bahan baku tobong gamping.Masih proses, nanti setelah SPPBJ dan kontrak, ujarnya ketika dikonfirmasi kapan patung tobong gamping mulai dikerjakan.
Sebelum pengumuman pemenang lelang, jumlah tender ada 95 peserta. Sempat muncul mekanisme keberatan dan pengaduan atas hasil pengadaan barang dan jasa. Kemudian nilai pagu proyek penataan kota tahun anggaran APBD Kabupaten Gunungkidul 2022 sebesar Rp 9.463.451.906,00.
Seperti diketahui, rencana perubahan ikon dari patung pengendang menjadi tobong gamping menuai pro dan kontra. Bahkan waktu itu parlemen mengancam memberikan hak-hak khusus jika pemkab tidak membatalkan rencana pembangunan replika tobong gamping.Ya sudah, suara rakyat tidak didengar, kata Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno.
Selama ini mewakili kelembagaan telah menyuarakan aspirasi masyarakat mengenai desakan agar menghentikan program pemerintah membongkar patung kendang di Bundaran Siyono. Secara lisan dalam rapat paripurna secara lantang menentang rencana pemkab merubah ikon tersebut. Bahkan melalui surat tulis resmi kelembagaan DPRD Gunungkidul telah dilayangkan kepada eksekutif.Tapi kalau tetap nekat, wes sak karep-karepe karepmu (silakan kalau tidak bisa diingatkan, Red), ujarnya. (gun/din)










