Bocah Meninggal Akibat Di-bully, KemenPPPA Dorong Peran Asuh Keluarga

Bocah Meninggal Akibat Di-bully, KemenPPPA Dorong Peran Asuh Keluarga

Nasional | jawapos | Rabu, 27 Juli 2022 - 10:55
share

JawaPos.com Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyesalkan terjadinya tindak perundungan anak kepada F, 11, di Tasikmalaya, Jawa Barat. Korban bahkan sampai meninggal dunia diduga karena depresi.

Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar mendorong pengasuhan dalam keluarga menjadi prioritas orang tua. Sehingga kasus serupa tidak terulang kembali.

Peristiwa ini diharapkan menjadi peringatan keras agar tidak terjadi lagi perundungan anak. Kami pun tidak ada hentinya mendorong pengasuhan dalam keluarga menjadi prioritas orang tua, memberikan kasih saying kepada anak dan mendidik anak untuk saling menghormati dan menghargai, ujar Nahar, Rabu (27/7).

Nahar mengatakan, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, memberi perhatian untjk penanganan kasus tersebut. Menteri PPPA secara khusus meminta agar kasus tersebut di usut sesegera mungkin sehingga dapat dilakukan penanganan kepada pelaku dan juga keluarga korban.

Sejak kasus ini terkuak ke ruang publik, KemenPPPA berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Tasikmalaya kemudian melakukan kunjungan rumah keluarga korban dalam rangka menggali informasi mengenai kronologi kasus tersebut.

Berdasarkan koordinasi Tim Layanan SAPA 129 dengan UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya, didapatkan informasi kejadian perundungan tersebut terjadi sekitar akhir Juni atau awal Juli 2022. Korban sering menjadi target perundungan dari empat teman sebayanya. Hingga puncaknya korban dipaksa bersetubuh dengan kucing dan direkam oleh salah satu terduga pelaku sambil melontarkan cemoohan dan olokan terhadap korban.

Setelah kejadian tersebut, korban dan terduga pelaku beserta orang tua dari korban dan keempat terduga pelaku sempat didamaikan oleh Ketua RT dan RW setempat. Seluruh pihak pun sepakat untuk bedamai.

Seminggu sebelum korban meninggal dunia, orang tua korban menceritakan bahwa korban sudah mengeluhkan sakit tenggorokan yang membuat enggan makan dan minum. Korban pun terlihat sering murung dan melamun. Pada 16 Juli 2022, korban dibawa ke rumah sakit dan sehari setelahnya korban meninggal dunia. Hasil pemeriksaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya, korban diindikasi memiliki masalah kesehatan.

Hingga kasus ini terkuak dan viral di kalangan masyarakat, penyebab dari perundungan yang dilakukan oleh keempat terduga pelaku masih terus digali dan dicari tahu oleh Tim Layanan SAPA 129 dan UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya, ujar Nahar.

Lebih lanjut, Nahar mengingatkan, keempat terduga pelaku masih anak-anak, sehingga proses penanganannya perlu memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya terkait sistem peradilan pidana anak.

Polres Tasikmalaya pun sudah turun melakukan penjangkauan dengan mendataangi keluarga korban. Terduga pelaku dan keluarganya saat ini dalam pendampingan UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya. Tim Layanan SAPA 129 dan UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya juga telah melakukan terapi awal, dan akan melaksanakan pemeriksaan psikis oleh Psikolog dalam proses pendampingan terhadap anak terduga pelaku.

Topik Menarik