Jawa Timur Menuju Daerah Layak Endemi Covid-19

Jawa Timur Menuju Daerah Layak Endemi Covid-19

Nasional | jawapos | Senin, 14 Maret 2022 - 13:48
share

JawaPos.com Di tengah upaya menuju transisi dari status pandemi menuju endemi, perkembangan persebaran Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) terus menunjukkan tren melegakan. Dalam sepekan terakhir, jumlah pasien baru mengalami penurunan signifikan.

Bukan hanya itu, tingkat hunian rumah sakit (RS)/layanan kesehatan juga makin melandai. Kini yang jadi PR Jatim adalah melakukan pengendalian epidemiologis agar bisa menjadi daerah layak berstatus endemi. Yakni menurunkan positivity rate alias perbandingan antara jumlah kasus positif dan jumlah tes yang dilakukan.

Berdasar data Satgas Covid-19 Jatim, grafik kasus baru positif Covid-19 terus mengalami penurunan selama sepekan belakangan. Seperti kemarin, pertambahan kasus harian mencapai 1.165 orang. Angka itu jauh berkurang dibandingkan pada bulan lalu yang di atas 5 ribu kasus per hari. Puncak kasus harian di Jatim terjadi pada 17 Februari dengan angka harian 8.977 orang.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril menjelaskan, persebaran virus korona memang sudah melandai selama beberapa pekan terakhir. Hal tersebut juga berimbas pada makin berkurangnya bed occupation rate (BOR) alias okupansi di seluruh fasilitas kesehatan. Baik di RS, RS darurat, maupun ruang isolasi terpusat (isoter). Semoga terus menurun seperti ini, katanya kemarin.

Lalu, apa Jatim sudah layak masuk ke masa endemi? Jibril menerangkan, hingga kini WHO belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang indikator apa saja yang jadi acuan sebuah provinsi/ daerah layak endemi.

Sejauh ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru merilis indikator daerah yang dianggap mampu melakukan pengendalian epidemiologis. Artinya, kasus bisa ditekan dan angkanya tak naik. Salah satunya adalah angka positivity rate yang harus di bawah 5 persen.

Sejauh ini Jatim belum mencapai level itu. Hingga kemarin, tingkat positivity rate di provinsi ini masih 9,38 persen. Meski demikian, capaian Jatim sudah jauh membaik dibandingkan bulan lalu yang berada di angka 16 persen.

Diprediksi, angka positivity rate di Jatim akan turun lagi. Mengingat capaian saat ini masih dihitung dalam acuan pekan lalu. Dalam evaluasi Kementerian Kesehatan, capaiannya memang dihitung per pekan. Hasil hari ini (kemarin, Red) merupakan hasil rekap kejadian minggu lalu, katanya.

Sementara untuk indikator capaian pengendalian lain, seperti BOR, sudah berada di bawah standar WHO. Kami akan terus menekan angka kasusnya dengan menggenjot vaksinasi di daerah-daerah, terangnya.

Tingkat okupansi di sejumlah layanan kesehatan rujukan pasien Covid-19 memang sudah jauh menurun. Bahkan, ada yang 0 persen alias tidak ada pasien lagi. Seperti di Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan (RSDLB). Sejak Jumat (11/3) sudah tak ada pasien di sana.

Terakhir hanya satu pasien. Dan sudah dipulangkan, ucap Ketua Pelaksana Relawan Pendamping pada Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) RSDLB Rahadian Jadid.

Nihilnya kasus yang dirawat itu sebenarnya sudah terlihat dari makin berkurangnya pasien positif yang masuk. Mereka yang dirawat umumnya juga tak bergejala atau hanya bergejala ringan. Sehingga masa perawatannya relatif singkat.

SITUASI TERAKHIR PANDEMI COVID-19 DI JATIM

Pertambahan kasus baru 1.165 pasien

Jumlah kasus aktif 10.985 pasien

Tingkat okupansi :

ICU : 24 persen

Ruang isolasi RS : 20 persen

RS darurat : 5 persen

Isoter : 4 persen

Topik Menarik