Penembakan di Australia, Israel Anggap Diaspora Yahudi Tak Lagi Aman di Negara Barat

Penembakan di Australia, Israel Anggap Diaspora Yahudi Tak Lagi Aman di Negara Barat

Berita Utama | inews | Senin, 22 Desember 2025 - 15:16
share

TEL AVIV, iNews.id - Penembakan menargetkan komunitas Yahudi saat perayaan Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada 14 Desember lalu menjadi sinyal bahaya bagi keselamatan diaspora Yahudi di negara-negara Barat. 

Pemerintah Israel menilai tragedi tersebut sebagai bukti bahwa umat Yahudi tak lagi sepenuhnya aman hidup di Barat.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar menyebut insiden yang menewaskan 15 orang itu mencerminkan meningkatnya ancaman anti-Semitisme secara global, terutama sejak pecahnya perang di Gaza. 

Menurut dia, serangan tersebut bukan peristiwa tunggal, melainkan bagian dari tren yang semakin mengkhawatirkan.

“Orang Yahudi berhak hidup aman di mana pun. Namun apa yang terjadi menunjukkan bahwa keamanan itu semakin rapuh. Kami memahami situasi ini berdasarkan pengalaman sejarah kami,” ujar Saar, dikutip dari AFP, Senin (22/12/2025).

Saar bahkan mengatakan, saat ini umat Yahudi kembali menjadi sasaran kebencian dan kekerasan di berbagai negara Barat. Karena itu, dia secara terbuka menyerukan warga Yahudi di Inggris, Prancis, Australia, Kanada, dan Belgia untuk meninggalkan negara-negara tersebut dan pindah ke Israel.

“Pulanglah,” kata Saar, singkat namun tegas.

Israel menawarkan kepulangan tersebut melalui Undang-Undang Kepulangan Tahun 1950 yang memberikan hak bagi setiap orang Yahudi di dunia, termasuk mereka yang memiliki satu kakek atau nenek Yahudi, untuk menetap di Israel dan memperoleh kewarganegaraan. Proses ini dikenal sebagai aliyah.

Pemerintah Israel menilai lonjakan sentimen anti-Semitisme di Barat semakin nyata dalam beberapa bulan terakhir. Para pejabat Israel menuding pemerintah negara-negara Barat gagal memberikan perlindungan maksimal bagi komunitas Yahudi di tengah meningkatnya ketegangan global.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut menyuarakan kekhawatiran tersebut. Dia mendesak negara-negara Barat untuk bertindak lebih tegas dalam melawan anti-Semitisme dan menjamin keselamatan warga Yahudi.

“Saya menuntut agar pemerintah Barat melakukan apa yang diperlukan untuk memerangi antisemitisme dan memastikan keamanan komunitas Yahudi di seluruh dunia,” ujar Netanyahu, pada 16 Desember.

Perang genosida Israel di Gaza memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Bahkan protes keras terhadap kebrutalan Israel yang telah membunuh lebih dari 70.000 warga Gaza Oktober 2023, bukan hanya datang dari umat Islam, melainkan komunitas lintas-agama.

Para pejabat negara Barat juga telah memperigatkan Israel bahwa dampak perang di Gaza akan berdampak luas.

Topik Menarik