Kisah Miris 5 Pesepakbola Indonesia yang Hilang bak Ditelan Bumi Usai Berkarier di Luar Negeri
KISAH miris 5 pesepakbola Indonesia yang hilang bak ditelan bumi usai berkarier di luar negeri menarik untuk dibahas. Gairah mengirimkan bakat muda ke luar negeri sempat mencapai puncaknya pada periode 2008 hingga 2012 melalui program Sociedad Anonima Deportivo (SAD) bentukan PSSI.
Uruguay menjadi destinasi menarik bagi para remaja Indonesia untuk mengasah kemampuan di kompetisi Quinta Division. Namun, meski sempat mengecap atmosfer sepak bola Amerika Latin hingga Eropa, tidak semua dari mereka berhasil mempertahankan sinar kegemilangannya.
Beberapa nama memang sukses menembus tim nasional senior, namun sebagian lainnya justru mengalami penurunan performa yang drastis hingga memilih pensiun dini. Berikut adalah deretan pemain yang kariernya meredup setelah sempat menyandang status pemain masa depan.
1. Redupnya Sinar Para Penyerang dan Gelandang Andalan
Di barisan depan, nama Syamsir Alam sempat menjadi ikon wonderkid Indonesia yang paling diperhitungkan. Pernah memperkuat Penarol U-19 (Uruguay), CS Vise (Belgia), hingga DC United (Amerika Serikat), Syamsir justru kesulitan bersaing di kasta tertinggi saat pulang ke Tanah Air.
Sempat mencoba peruntungan di berbagai klub lokal seperti Sriwijaya FC dan RANS Cilegon, ia akhirnya lebih banyak dikenal di luar lapangan sebelum memutuskan pensiun.
Kisah serupa dialami tandemnya di lini depan, Alan Martha. Meski lincah di Timnas U-19 dan SAD, karier Alan perlahan memudar setelah memperkuat sejumlah klub seperti Kalteng Putra dan Celebest FC hingga gantung sepatu di usia 25 tahun.
Sementara itu, gelandang Zainal Haq yang sempat tiga tahun membela CS Vise juga mengalami pasang surut. Sempat membela Persela Lamongan, kini di usia 33 tahun ia berstatus pemain Persida sejak 1 Januari 2025.
2. Nasib Tragis sang Kapten dan Roberto Carlos Indonesia
Di lini pertahanan, sosok Reffa Money pernah digadang-gadang sebagai bek masa depan berkat kepemimpinannya sebagai kapten Timnas Indonesia U-19 dan SAD Uruguay. Sayangnya, perjalanan karier Reffa harus terhenti secara tragis akibat cedera lutut parah yang menimpanya saat membela klub lokal.
Memilih jalan hidup baru, kini Reffa telah beralih profesi menjadi anggota TNI AD setelah berhasil lolos tes pasca-pemulihan cederanya.
Pemain terakhir yang menyita perhatian adalah Yericho Christiantoko. Berkat kemampuan olah bolanya yang luar biasa, ia sempat dijuluki sebagai "Roberto Carlos"-nya Indonesia.
Pernah membela CS Vise bersama rekan-rekannya di Uruguay, Yericho justru mengalami masa-masa sulit saat kembali ke Indonesia dengan catatan berkali-kali tidak memiliki klub (status free agent). Saat ini, ia tak membela klub mana pun usai meninggalkan RANS FC pada 1 Juli 2025.










