Penampakan Artefak Kuno Abad 13 Ditemukan di Hutan Tritik Nganjuk
NGANJUK, iNews.id - Artefak kuno ditemukan di kawasan Hutan Tritik Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Temuan yang diduga berasal dari abad ke-13 hingga ke-15 Masehi itu rencananya akan diserahkan ke Museum Tritik sebagai koleksi sejarah.
Penemuan artefak kuno Hutan Tritik Nganjuk ini menambah daftar panjang kekayaan sejarah kawasan tersebut. Benda-benda bersejarah itu dinilai memiliki nilai arkeologis penting.
Artefak tersebut pertama kali ditemukan oleh Aman Suheri, warga setempat. Dia menemukannya beberapa tahun lalu saat mencari tunggak kayu jati untuk kayu bakar di area hutan.
Saat itu, alat gancu yang digunakannya mengenai benda keras di dalam tanah. Benda tersebut ternyata berupa wadah menyerupai kuali dari bahan keramik.
“Di dalamnya ada beberapa benda lain, dua guci kecil, dua mangkuk keramik, dan satu pinggan dari tembaga,” ujar Aman Suheri kepada wartawan dikutip dari iNews Nganjuk, Sabtu (20/12/2025).
Benda-benda hasil temuan itu sempat disimpan Aman sebagai koleksi pribadi. Meski pernah ada pihak yang menawar untuk membeli, dia memilih tidak menjual artefak tersebut.
Setelah Museum Tritik diresmikan beberapa hari lalu, Aman memutuskan menyerahkan seluruh artefak kuno Hutan Tritik Nganjuk itu. Dia berharap benda bersejarah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi publik.
Petugas observasi dari Disporabudpar Kabupaten Nganjuk kemudian melakukan pengecekan langsung. Pemeriksaan dilakukan di kediaman penemu.
Petugas observasi Disporabudpar Kabupaten Nganjuk, Aries Trio Efendi, mengatakan hasil pengamatan awal menunjukkan artefak memiliki nilai sejarah tinggi. Terutama pada bagian guci keramik.
“Terutama guci keramiknya, kami duga berasal dari Thailand era klasik. Ini dilihat dari teknik glasir dan karakter bahannya,” kata Aris.
Menurutnya, artefak kuno Hutan Tritik Nganjuk ini mengindikasikan adanya aktivitas perdagangan dan interaksi budaya lintas wilayah Asia Tenggara. Namun, kajian lanjutan masih diperlukan untuk memastikan detail asal-usulnya.
Meski artefak akan menjadi koleksi Museum Tritik, pemerintah daerah belum memastikan pemberian insentif kepada penemu. Hal ini masih menunggu keputusan pimpinan.
“Soal insetif, saya tidak bisa memastikan ya, nanti kita laporkan ke pimpinan dulu,” ucap Aries.
Keputusan tersebut akan dibahas lebih lanjut oleh pemerintah daerah. Namun, apresiasi terhadap langkah penemu dinilai penting.
Kawasan Tritik dikenal sebagai wilayah yang kaya tinggalan sejarah. Temuan di area ini mencakup peninggalan prasejarah hingga era klasik.
Sebelumnya, kawasan ini pernah ditemukan sarkofagus, lumpang batu, menhir, pipisan, hingga fosil gajah purba Stegodon trigonochepalus. Di sekitar lokasi temuan terbaru, potongan fosil juga masih banyak ditemukan.
Keberadaan artefak kuno Hutan Tritik Nganjuk semakin menguatkan potensi kawasan ini. Hutan Tritik dinilai layak dikembangkan sebagai pusat edukasi sejarah, arkeologi, dan geologi di Kabupaten Nganjuk.









