Kadin Gelar Seminar Cyber Security Digital Defense, Ajak Pelaku Usaha Waspada Ancaman Siber
JAKARTA, iNews.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyelenggarakan seminar membahas ancaman siber di Menara Kadin, Jakarta Selatan, pada Kamis (17/7/2025). Seminar itu bertema “Digital Defense: Waspada Siber, Lindungi Usaha”.
Seminar yang diinisiasi oleh Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Digital Kadin Indonesia, Clarissa Tanoesoedibjo itu bertujuan meningkatkan kesadaran dunia usaha terhadap pentingnya keamanan siber.
Clarissa menekankan keamanan siber kini menjadi aspek penting dalam keberlangsungan bisnis. Menurutnya, perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya membawa manfaat, namun juga membuka celah baru yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.
"Keamanan siber bukan lagi isu teknis semata, melainkan bagian penting dari strategi keberlanjutan bisnis di era digital," ungkapnya.
Clarissa menjelaskan kerja sama lintas sektor menjadi kunci meningkatkan kesadaran dan kesiapan dunia usaha dalam menghadapi berbagai potensi serangan siber.
Gagal Kalahkan Mali U-22, Indra Sjafri Akui Belum Puas dengan Performa Timnas Indonesia U-22
“Melalui kolaborasi dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) dan para praktisi, kami berharap para anggota Kadin dapat memahami risiko nyata di ranah digital, serta mulai menerapkan langkah-langkah perlindungan yang konkret di lingkup usahanya masing-masing,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komite Tetap Bidang Pengembangan Infrastruktur Digital Kadin Indonesia Rio Anugrah menyatakan serangan siber kini semakin kompleks dan tidak bisa diremehkan. Dia mencontohkan pengalamannya menghadapi insiden keamanan siber.
Salah satunya adalah kasus OTP brute force yang sempat dianggap sepele, tetapi terbukti cukup berbahaya jika tidak ditangani serius.
“Ancaman siber sekarang luar biasa. Bahkan hal-hal yang awalnya tampak tidak berbahaya bisa berdampak besar. Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, kita bisa mengatasi isu-isu seperti itu,” ujar Rio.
Rio juga menyinggung peran artificial intelligence (AI) yang saat ini bagai pedang bermata dua. Di satu sisi, AI membantu efisiensi operasional, namun di sisi lain bisa digunakan oleh peretas untuk melancarkan serangan yang lebih canggih.
"Jadi AI itu di satu sisi memang sangat membantu, di sisi lain juga menjadi ancaman. Maka dari itu kita berharap supaya kita bisa sejalan antara tantangan cyber dan juga penerapan AI yang bisa mengatasi isi-isi yang terjadi karena ancaman security," papar Rio.
Senada dengan Rio, Wakil Ketua Komite Tetap Penerapan AI dan Pelindungan Data Pribadi Kadin Indonesia Eryk Budi Pratama menekankan peretas kini sudah meninggalkan metode tradisional dan mulai memanfaatkan AI untuk menyerang sistem keamanan digital. Hal ini, menurutnya, menuntut pelaku usaha dan organisasi untuk memahami AI harus dilawan dengan AI.
“Faktor manusia adalah tameng utama dari serangan siber. Bahkan dalam etika AI pun, manusia memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana AI belajar dan bertindak,” ungkap Eryk.
Dia juga menambahkan pentingnya menguji sistem AI untuk mencegah bias dan halusinasi data, serta memastikan seluruh organisasi mematuhi regulasi Perlindungan Data Pribadi (PDP) sebagai fondasi dalam mengembangkan AI secara etis dan aman.
Mauro Zijlstra Cetak Gol Perdana di Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali U-22, Netizen Ikut Bahagia
Deputi BSSN Slamet Aji Pamungkas mengapresiasi inisiatif Kadin menyelenggarakan seminar ini. Dia menyebut kegiatan tersebut relevan dengan agenda percepatan transformasi digital nasional yang sejatinya juga meningkatkan potensi gangguan siber.
“Saya harap acara ini menjadi langkah awal dari kolaborasi jangka panjang antara BSSN dan Kadin untuk menjaga keamanan digital Indonesia, khususnya di sektor ekonomi digital,” ujar Slamet.
CEO Cybermate Rifky Reinaldo menyoroti pentingnya pendekatan berbasis manusia dalam menangani keamanan siber. Dia menekankan mayoritas kasus pelanggaran siber masih bersumber dari kesalahan manusia.
“Kasus seperti deep fake, pemalsuan suara, phishing, hingga pencurian identitas umumnya berakar dari kelengahan manusia. Oleh karena itu, pendekatan kami di Cybermate berfokus pada edukasi dan kesadaran individu,” tandasnya.










