Roy Suryo Heran Kasus Ijazah Jokowi Naik Penyidikan: Lucu Banget, Berkas Hanya Fotokopi
JAKARTA, iNews.id - Pakar Telematika, Roy Suryo mengaku heran kasus ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bisa naik penyidikan hanya bermodalkan fotokopi. Ia pun menyarankan agar Polisi diberikan penghargaan.
"Ini sebenarnya banyak perkembangan menarik yah, perkembangan pertama kalau tadi dikatakan sudah naik ke penyidikan, bagus, inilah mungkin Polri harus diberikan Rekor Muri atau Award Transinternasional karena berhasil menaikan kasus hanya dengan bukti fotokopi," ujarnya dalam program Rakyat Bersuara di iNews TV pada Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, secara gamblang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam menyatakan, jika Jokowi membawa fotokopi ijazahnya. Dari situ, dia menilai jika penyidikan kasus ijazah Jokowi itu naik ke tingkat penyidikan berdasarkan dokumen fotokopi belaka.
Bukan Tos, Timnas Korea Utara U-17 Sambut Jepang U-17 dengan Kepalan Tinju di Piala Dunia U-17 2025
"Kabid Humas Polda Metro sendiri yang mengatakan ketika ditanya wartawan dan itu ada berkali-kali, pak bukti yang dibawa Jokowi itu yang di foto tadi, itu asli atau fotokopi, pak Kombes Ade Ary menyatakan fotokopi. Ulangi lagi pak, asli atau fotokopi, fotokopi. Nah ini penting banget, kalimat pak Kombes Ade Ary itu karena memang bunyinya begini, fotokopi," tuturnya.
"Nah itu tuh, menjelaskan lucu banget sebuah berkas yang berupa fotokopi bisa menaikan kasus ke level penyidikan. Itu pertama," beber Roy lagi.
Selain itu, ia mengaku juga telah mengumpulkan lebih dari 5 ijazah lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) di tahun 1985 silam. Hal itu demi membuktikan ijazah palsu Jokowi.
"Hari ini saya dokter Tifa sudah mengumpulkan lebih dari 5 dan mungkin 10 kurang dikit bukti berupa ijazah asli, asli betul dari Universitas Gadjah Mada mahasiswa angkatan 78, 79, 80 yang semuanya lulus di tahun 85," bebernya.
Dia menambahkan, ijazah yang telah dikumpulkannya itu diteliti oleh pihaknya, yang mana hasilnya berbeda dengan ijazah yang disebut-sebut milik Jokowi selama ini. Perbedaan tersebut berada pada watermark atau pengamannya, embos logo UGM, benang pengaman, hingga materai.
"Bedanya adalah dengan yang selama ini kita lihat, ijazah yang disebut-sebut asli itu, yang kita lihat, apalagi yang diupload Dian Sandi yah kalau itu nggak dikatakan asli yah, padahal itu dia mengatakan asli. Atau Mabes Polri ketika melakukan gelar perkara itu yang memang hanya menampilkan fotokopi, itu ijazah UGM itu saya benar-benar sekarang bangga terhadap UGM," ungkapnya.










