Ketum Kadin Bertemu Menkeu Purbaya, Bahas Peluang Hilirisasi Semikonduktor

Ketum Kadin Bertemu Menkeu Purbaya, Bahas Peluang Hilirisasi Semikonduktor

Terkini | inews | Jum'at, 19 Desember 2025 - 13:58
share

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie melakukan pertemuan strategis dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Pertemuan itu membahas penguatan sektor furnitur dan elektronik, termasuk peluang Indonesia masuk ke rantai pasok semikonduktor global.

Anindya menyoroti besarnya potensi pasar furnitur dunia yang mencapai 300 miliar dolar AS di mana kontribusi Indonesia saat ini baru menyentuh 2,5 miliar dolar AS. Meski tumbuh sehat, sektor ini menghadapi tantangan berupa mengecilnya surplus perdagangan akibat serbuan impor di pasar domestik.

"Tadi kita mendiskusikan kira-kira deregulasi apa atau insentif apa yang bisa dilakukan. Mulai dari tadi pendanaan, kita bicara bagaimana pendanaannya, bunganya bisa lebih kecil," ujar Anindya usai pertemuan di Gedung Djuanda I Kemenkeu, Jumat (19/12/2025).

Di sektor elektronik, Anindya mengungkapkan bahwa Indonesia mulai merambah industri semikonduktor melalui hilirisasi silika. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah ketersediaan tenaga ahli atau insinyur.

Kadin mengusulkan kolaborasi dengan LPDP dan Kementerian Pendidikan untuk mencetak SDM yang mampu mengisi kebutuhan industri bernilai tambah tinggi tersebut.

Selain itu, hadir juga Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur. Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya fasilitas modal murah untuk mendorong pertumbuhan ekspor mebel menuju target 6 miliar dolar AS. 

Salah satu usulan konkretnya adalah peningkatan volume pendanaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

"Misalnya melalui LPEI, tadi ditegaskan, kita dapat kurang lebih sekitar 6 persen. Namun, volumenya dinaikin. Saat ini baru 200 miliar, mungkin kita nanti 16 triliun ya untuk bisa mendorong pertumbuhan ke 6 miliar dolar dari saat ini," papar Abdul Sobur.

Lalu, Wakil Ketua Umum Kadin, Shinta Kamdani menambahkan bahwa pemerintah harus hadir dalam pengembangan riset dan desain (R&D). Pasalnya, peluang ini hanya bisa dicapai dengan kerja sama.

“Insentif-insentif apa yang bisa diberikan juga untuk pengembangan teknologi ini. Karena jelas, pemerintah juga harus hadir, tidak bisa mengandalkan hanya dari pelaku usaha," tegas Shinta.

Menanggapi kekhawatiran terkait pasar ekspor furnitur yang 54 persen hingga 60 persen tujuannya adalah Amerika Serikat, Kadin mendorong percepatan diversifikasi pasar. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap dinamika kebijakan dagang global.

Anindya menyatakan pihaknya menaruh kepercayaan penuh kepada pemerintah, khususnya Menko Perekonomian, untuk menjaga perjanjian dagang yang ada.

Sementara itu, Kadin menilai Purabaya sangat terbuka terhadap usulan-usulan tersebut, terutama mengenai asistensi pasar bagi UMKM furnitur yang menyerap hampir 2,5 juta tenaga kerja, serta penyediaan insentif untuk industri dengan nilai tambah besar.

Topik Menarik