Kreatif! Mahasiswa UMM Ubah Limbah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aroma Terapi Bernilai Ekonomi
MALANG, iNews.id – Inovasi menarik datang dari seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bernama Alvinda Wijay atau akrab disapa Jo. Dia berhasil mengolah limbah minyak goreng jelantah menjadi lilin aroma terapi bernilai jual tinggi.
Inisiatif ini muncul dari keprihatinan Jo terhadap pencemaran lingkungan di Desa Kayu Bebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang dia temukan selama menjalani praktikum Politik Lingkungan selama tiga bulan hingga Mei 2025.
"Kami mengajak masyarakat, khususnya di Desa Kayu Bebek, Pasuruan, untuk memanfaatkan limbah yang sering dianggap tak berguna ini," ujar Jo, Sabtu (21/6/2025).
Dalam penjelasannya, Jo menyebut proses pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi tergolong sederhana namun penuh tantangan. Untuk menjernihkan minyak, tim menggunakan arang aktif dan jika bau masih membandel, mereka memanaskan minyak dengan bawang bombay dan bleacher hingga bersih.
Tantangan utama justru ada pada pencarian rumus ideal agar lilin bisa mengeras sempurna serta mengatasi aroma sisa dari jelantah. Mereka akhirnya menemukan komposisi tepat steric acid sebagai bahan pengeras dan essential oil sebagai pengharum alami.
“Tantangan membuat lilin saat pertama kali itu harus memikirkan rumus yang tepat seperti berapa gram steric acid-nya dan essential oil-nya,” kata mahasiswa Hubungan Internasional tersebut.
Lilin buatan Jo dan tim tidak hanya berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga menawarkan aroma khas yang menenangkan, cocok untuk keperluan hotel, spa, hingga rumah pribadi. Dengan kemasan menarik dan sentuhan kreatif, lilin ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga bernilai estetika tinggi.
Kini, produksi lilin aromaterapi berbahan limbah jelantah mulai dijual ke hotel-hotel dan tempat spa. Penjualan online juga sedang dikembangkan untuk memperluas pasar.
"Karena bahannya dari minyak jelantah, produk ini termasuk dalam gerakan peduli lingkungan sekaligus menambah kreativitas warga yang membuatnya," ujar Jo.
Gerakan ini tidak hanya soal bisnis, tetapi juga edukasi sosial dan pelestarian lingkungan. Jo berharap, produk ini menjadi pintu masuk kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga secara kreatif.
“Kami melihat lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini sebagai gerakan penyadaran lingkungan. Harapannya, masyarakat bisa berinovasi dan berkontribusi menjaga alam,” ucapnya.