Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat Melonjak, Dinkes Catat 3.000 Kasus Baru hingga April 2025

Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat Melonjak, Dinkes Catat 3.000 Kasus Baru hingga April 2025

Terkini | inews | Jum'at, 20 Juni 2025 - 03:17
share

BANDUNG, iNews.id – Jumlah kasus HIV/AIDS di Jawa Barat terus meningkat. Hingga April 2025, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) mencatat lebih dari 3.000 kasus baru HIV/AIDS. 

Angka ini menambah catatan signifikan setelah 10.000 kasus baru dilaporkan sepanjang tahun 2024. Penularan tertinggi berasal dari hubungan seksual sesama laki-laki (LSL), yang menyumbang 30 persen dari total kasus.

Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PM) Dinkes Jabar, Yudi Koharudin mengatakan, tren peningkatan kasus ini menjadi perhatian serius. 

“Kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan dan memastikan akses pengobatan bagi yang terinfeksi,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).

Di Kabupaten Subang, terdapat 113 kasus baru HIV/AIDS hingga April 2025. Namun, hanya 81 orang di antaranya yang telah menjalani pengobatan. Rendahnya angka pengobatan ini menjadi tantangan, mengingat pengobatan antiretroviral (ARV) sangat penting untuk menekan penyebaran virus dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Untuk mencegah penularan lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat gencar menggelar penyuluhan. Salah satunya berlangsung di halaman Kantor Desa Rancadaka, Subang, bekerja sama dengan kontraktor Patimban Port Proyek Paket Enam dan Pemerintah Kabupaten Subang. Kegiatan ini melibatkan penyuluhan kesehatan dan donasi untuk mendukung program pencegahan HIV/AIDS.

Konsultan Sosial Pelabuhan Patimban, Rizani Gazi mengatakan, kolaborasi dengan sektor swasta seperti ini penting untuk memperluas jangkauan edukasi. 

“Kami berharap masyarakat semakin paham tentang cara mencegah penularan HIV/AIDS dan mengurangi stigma terhadap penderita,” katanya.

Dinkes Jabar juga mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes HIV, terutama bagi kelompok berisiko tinggi, serta menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah penularan melalui hubungan seksual. Peningkatan literasi kesehatan diharapkan dapat menekan laju kasus baru di masa mendatang

Topik Menarik