Kronologi Bea Cukai Kubur 9,3 Ton Mangga Ilegal di Asahan, malah Digali dan Dijarah Warga

Kronologi Bea Cukai Kubur 9,3 Ton Mangga Ilegal di Asahan, malah Digali dan Dijarah Warga

Terkini | inews | Jum'at, 30 Mei 2025 - 12:10
share

ASAHAN, iNews.id - Petugas Bea Cukai Teluk Nibung dan Kuala Tanjung menggagalkan penyelundupan mangga ilegal asal Thailand. Mangga seberat 9,3 ton tanpa dokumen karantina itu diamankan saat diangkut menggunakan tiga truk di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Mangga ilegal tersebut rencananya akan dikirim ke Pekanbaru, Riau. Namun belum sempat masuk pasaran, seluruh muatan disita dan dimusnahkan dengan cara dikubur serta diciram cairan pembusuk, Rabu (22/5/2025).

Kronologi bermula saat petugas Bea Cukai memeriksa truk diduga membawa komoditas impor tanpa izin di wilayah Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Setelah dicek, diketahui mangga tersebut tidak dilengkapi dokumen karantina yang sah.

Kepala Bea Cukai Teluk Nibung Nurhasan Asahari mengatakan, barang bukti tersebut segera diserahkan ke Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BBKHIT) Tanjungbalai Asahan.

Dia menyebut mangga ilegal ini melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan dan UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

"Mangga ini dari Thailand, tidak melewati pajak. Diamankan dalam tiga truk sementara baru sopir dan kernet yang diamankan," ujarnya, Rabu (22/5/2025).

9,3 Ton Mangga Ilegal Dimusnahkan malah Dijarah Warga

Sebagai langkah pencegahan, 9,3 ton mangga ilegal tersebut langsung dimusnahkan. Proses pemusnahan dilakukan dengan cara dikubur dan disiram cairan Effective Microorganism 4 (EM4), yang mengandung bakteri pembusuk.

Namun dalam hitungan jam, video mengejutkan beredar di media sosial. Tampak sejumlah warga nekat menggali lokasi pemusnahan dan membawa pulang mangga yang sudah disiram cairan bakteri tersebut.

Kepala BBKHIT Tanjungbalai Asahan Domu Sinaga mengecam keras aksi warga yang membahayakan diri sendiri. Dia menegaskan, cairan EM4 digunakan untuk mempercepat pembusukan dan mencegah biji tumbuh kembali.

“Sudah berulang kali kami sampaikan sewaktu pemusnahan agar untuk tidak mengambil maupun menggali tanah, tapi tidak mereka indahkan. Cairan EM4 digunakan untuk mempercepat pembusukan dan mencegah biji tumbuh kembali. Mengandung bakteri yang tidak layak dikonsumsi dan bisa menimbulkan gangguan kesehatan,” kata Domu Sinaga.

Dia menyayangkan warga tetap nekat mengambil buah-buahan yang seharusnya sudah menjadi limbah berbahaya. Aksi warga menggali mangga busuk itu pun viral di media sosial dan memicu kemarahan netizen. Banyak yang prihatin dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya pangan ilegal.

Fenomena ini mencerminkan pentingnya edukasi publik terkait keamanan pangan. Warga perlu memahami risiko konsumsi produk ilegal, terutama yang telah dimusnahkan dengan cairan berbahaya.

Bahaya Konsumsi Mangga Ilegal: Jangan Abaikan Peringatan!

Kasus mangga ilegal di Asahan menjadi alarm serius bagi pengawasan komoditas impor. Mangga dari Thailand itu bukan hanya tidak legal, tapi juga berpotensi menyebarkan hama dan penyakit pertanian.

Masyarakat diimbau untuk tidak tergiur buah murah tanpa izin karantina. Apalagi jika sudah dimusnahkan menggunakan bakteri pembusuk, risikonya bisa fatal bagi kesehatan.

Topik Menarik