Pasien Kanker Disarankan Vaksin Herpes Zoster, Dokter Beberkan Alasannya
JAKARTA, iNews.id - Pasien kanker dikategorikan sebagai kelompok risiko tinggi terkena Herpes Zoster, terutama pada mereka yang menjalani kemoterapi maupun radioterapi.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Joyce Bratanata, SpPD, kerentanan itu muncul dikarenakan imunitas atau kekebalan tubuh yang kerap menurun pada kelompok pasien kanker dengan kemoterapi. Karena terapi itu, virus Varicella Zoster dapat kembali aktif.
"Seiring berjalannya waktu, suatu saat bisa kambuh karena menurunnya imunitas," papar dr Joyce dalam acara Siloam Oncology Summit 2025 yang diselenggarakan MRCCC Siloam Hospital Semanggi di Jakarta, belum lama ini.
Manfaat Vaksin Herpes Zoster untuk Pasien Kanker
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik dr Nadia Ayu Mulansari menerangkan, pasien kanker memiliki risiko 40 persen lebih tinggi mengalami Herpes Zoster dibandingkan pasien yang tidak menderita kanker.
"Karena itu pada pasien immunocompromised (kekebalan tubuh yang menurun), dalam hal ini pasien kanker, tentu memiliki risiko yang lebih tinggi terkena Herpes Zoster dan juga akan mengalami komplikasi yang lebih berat," ungkap dr Nadia.
Ada pun Herpes Zoster dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti nyeri pasca herpes (post-herpetic neuralgia) maupun sindrom Ramsay Hunt (kondisi neurologis yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella-Zoster yang menyerang saraf wajah sehingga menyebabkan kelumpuhan wajah dan gejala lainnya).
Ketika pasien kanker terkena Herpes Zoster, maka kemungkinan pasien tersebut harus menunda pengobatan kankernya. "Dengan demikian, salah satu yang bisa dilakukan untuk mencegah Herpes Zoster adalah melakukan vaksinasi," saran dr Nadia.
Dia menambahkan, "Herpes Zoster bisa sangat merugikan pasien kanker. Jadwal kemoterapi dan pengobatan lain bisa tertunda. Nyeri dan keluhan yang disebabkannya pun menambah penderitaan. Itu sebabnya, vaksinasi Herpes Zoster sangat penting bagi pasien kanker."
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik Prof Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM menambahkan, vaksinasi Herpes Zoster, selain mencegah perburukan juga meningkatkan keberhasilan pengobatan pada kanker itu sendiri.
"Pasien kanker yang akan menerima perawatan dengan risiko melemahkan imunitas akan membuat pasien rentan terhadap penyakit, namun dapat dicegah dengan vaksin. Penyakit menular itu termasuk pneumonia, meningitis, demam berdarah, dan Herpes Zoster," tutur Prof Aru.
Apa Itu Vaksin Herpes Zoster?
Secara umum, vaksin Herpes Zoster bisa dilakukan pada mereka yang sehat, serta pada orang dengan kondisi apa pun, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun apalagi yang memiliki komorbid dan immunocompromised.
Vaksin generasi terdahulu menggunakan vaksin hidup, dan diberikan satu kali. Namun, pada vaksin generasi baru, merupakan recombinant zoster vaccine, menggunakan spike dari virus itu.
"Jadi hanya pucuknya saja diambil dan dibuat jadi vaksin, lalu ditambah zat adjuvant yang akan meningkatkan respon imun," jelas dr Joyce.
Penambahan zat adjuvant juga memperkuat vaksin, sehingga perlindungan vaksin bisa bertahan lebih lama. Sejauh ini, menurut penelitian, vaksin bisa melindungi pasien hingga 11 tahun.
"Penelitiannya masih terus berlanjut. Diharapkan perlindungan vaksin bisa lebih lama dari dari 11 tahun," ujar dr Joyce.
Dia melanjutkan, karena vaksin Herpes Zoster generasi baru tidak mengandung virus yang utuh atau hidup, vaksin ini aman diberikan kepada mereka dengan kondisi immunocompromised seperti yang dialami pasien kanker, orang dengan HIV/AIDS, dan mereka yang pasca menjalani transplantasi organ. Dengan syarat, vaksin diberikan saat pasien dalam kondisi sehat atau stabil.
Namun karena bukan merupakan vaksin hidup, maka vaksin harus diberikan dalam dua dosis (dalam dua kali pemberian), dengan jarak antar dosis yaitu 2 – 6 bulan.
Efek proteksi vaksin akan muncul dalam waktu satu bulan setelah vaksin kedua (booster), lalu titer kekebalan tubuh akan meningkat empat kali lipat, dibandingkan bila hanya satu kali vaksin.
Pada pasien kanker, dosis pertama bisa diberikan sebelum pengobatan dimulai. "Saat baru didiagnosis, biasanya ada masa tunggu sebelum pengobatan. Inilah saat yang tepat untuk dosis pertama," ujar dr Joyce.
Dosis kedua dapat diberikan dalam kurun 2 hingga 6 bulan kemudian saat menjalani pengobatan.
"Sebelum vaksinasi, akan diperiksa dulu kondisi pasien. Bagaimana leukositnya, (Apabila) tidak ada demam, diare, dan lain-lain (serta) bila kondisinya stabil, bisa divaksinasi," kata dr Joyce.