Mahfud Sebut Teks Proklamasi seperti Piagam Madinah: Seluruh Anak Bangsa Bersatu untuk Merdeka 

Mahfud Sebut Teks Proklamasi seperti Piagam Madinah: Seluruh Anak Bangsa Bersatu untuk Merdeka 

Terkini | inews | Selasa, 30 April 2024 - 18:01
share

JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Penasihat IKA UII Mahfud MD menyebut pembuat teks proklamasi Indonesia sangat hebat. Persamaan teks proklamasi dengan piagam Madinah yakni seluruh anak bangsa bersatu menyatakan kemerdekaan.

"Proklamasi Nabi Muhammad SAW, seluruh anak bangsa bersatu menyatakan kemerdekaan berjuang bersama, wa jaahada maahum itu kan artinya hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lainnya diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, itu wa jaahada maahum," kata Mahfud dalam Seminar Nasional Agama dan Negara dalam Diskursus Keindonesiaan Kontemporer secara daring, Selasa (30/4/2024).

Menurutnya, teks proklamasi berbunyi kami bangsa Indonesia, bangsa dimaksud terdiri atas berbagai suku bangsa menjadi bangsa, menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lainnya diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Sedangkan piagam Madihah berbunyi haadzaa kitaab min Muhammadin Shallallaahu alaihi wa sallam yang artinya inilah proklamasi dari Nabi Muhammad SAW. Isinya pun seperti bangsa terdapat dalam kalimat bainal muminiin wal muslimiin wa quraisyin wa yatsribin yang berarti antara orang mukmin, orang muslim, orang qurais, orang yatsrib, yang berbeda-beda itu. Lalu, wa man tabiahum yang berarti dan seluruh semua-muanya, dilanjutkan falahiqa bihim wa jaahada maahum yang berarti menyatakan bersatu dan berjuang bersama.

"Jadi, hebat itu yang bikin proklamasi dahulu itu, itu hanya bahasa piagam Madinah yang dibahasa Indonesiakan dengan lebih Indah, sama tuh isinya, yang dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW ketika membangun sebuah komonitas yang kemudian disebut negara," paparnya.

Dia menjelaskan, Madinah merupakan negara lantaran dalam Konvensi Montevideo PBB tahun 1933 menyebutkan, negara ada kalau ada wilayahnya. Lalu ada rakyatnya, yang mana rakyatnya juga ada sebagaimana dalam kalimat muminiin wal muslimiin wa quraisyin wa yatsribin.

"Maka disebut sebagai sebuah geopolitik pasal pertama dari konstitusi Madinah itu buninya wahum ummatun wahidatun min duninas, ini adalah satu geopolitik, Madinah itu, jangan main-main kata Nabi ini, ini geopolitik diantara geopolitik yang ada di seluruh di dunia. Itu konstruksi fiqihnya," katanya.

Topik Menarik