Kemenparekraf Apresiasi Bandara Internasional di RI Jadi 17, Permudah Pergerakan Wisatawan! 

Kemenparekraf Apresiasi Bandara Internasional di RI Jadi 17, Permudah Pergerakan Wisatawan! 

Travel | inews | Senin, 29 April 2024 - 19:58
share

JAKARTA, iNews.id - Bandara Internasional di Indonesia dipangkas menjadi 17, dari yang sebelumnya berjumlah 34. Kebijakan ini tertuang lewat Keputusan Menteri Nomor 31/2024 (KM 31/2004) tentang Penetapan Bandar Udara Internasional pada tanggal 2 April 2024 lalu.

Rencana ini lantas disambut baik oleh beberapa pihak. Tidak terkecuali Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya mengatakan, keputusan tersebut tentu sudah melalui pertimbangan besar. Salah satunya yakni karena dari 34 bandara tersebut, 17 Bandar Udara Internasional yang dipilih tersebut merupakan yang paling sibuk. Dua di antaranya yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang dan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.

"Kementerian Perhubungan itu mencatat secara data statistik dan dari waktu ke waktu, sesungguhnya bandara yang paling sibuk dari sekian semua yang dibuka itu adalah Bali dan Jakarta, ujar Nia Niscaya, di The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, (29/4/2024).

"Tentu dengan pertimbangan banyak, lah. Nggak mungkin kebijakan yang besar ini tanpa pertimbangan. Karena itu tadi, secara statistik, secara data, yang paling dipakai dioptimalkan ya cuma dua ini, gitu. Mostly ya," katanya.

Nia juga menjelaskan, keputusan tersebut juga berkaca pada banyak negara yang juga tidak membuka penerbangan untuk wisatawan mancanegara, sehingga statusnya bukan bandara internasional.

"Itu sih poinnya kenapa mereka menutup yang lain karena tidak semua negara atau tidak banyak negara juga membuka seluruh portnya, jadi saya kira ini mungkin tentu dengan pertimbangan yang sudah dipikirkan matang-matang," katanya.

Menurut Nia, hal tersebut juga dipertimbangkan berdasarkan kemudahan kontroling. Meski begitu, dia berharap agar pemangkasan bandara internasional di Indonesia ini tidak berpengaruh terhadap konektivitas hingga operasional setiap bandara.

"Dan juga menurut saya ini mungkin lebih mudah untuk mengontrolnya kalau soal aksesibilitas itu kalau negara lain pun yang cuma dibuka 1, 2 airport," katanya.

"Tetapi ketika konektivitasnya mudah, banyak pilihan, lama waktu menunggunya tidak terlalu lama, mudah-mudahan itu tidak berpengaruh," ujarnya.

Selain itu, Nia juga berharap agar keputusan tersebut juga tetap bisa memudahkan pergerakan wisatawan nusantara, namun tetap bisa mendatangkan wisatawan mancanegara.

"Mudah-mudahan ini tetap buat perspektif kita sih tetap mendatangkan wisatawan mancanegara, dan memudahkan pergerakan wisatawan nusantara. Karena wisnus itu sangat didominasi perjalanan darat ya, dan di pulau Jawa," tuturnya.

Topik Menarik