Badan Geologi Ungkap Sumber Gempa Garut Pernah Picu Bencana di Tahun 1979, 2007 dan 2023

Badan Geologi Ungkap Sumber Gempa Garut Pernah Picu Bencana di Tahun 1979, 2007 dan 2023

Terkini | inews | Senin, 29 April 2024 - 14:17
share

JAKARTA, iNews.id - Badan Geologi mengungkapkan sumber gempa kekuatan M6,2 di Garut Jawa Barat pernah memicu bencana pada tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023. Gempa M6,2 terjadi sekitar pukul 23.29 WIB, Sabtu (27/4/2024).

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 107,26 BT dan 8,42 LS, berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman atau subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.

"Sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," tulis Badan Geologi dalam keterangan resminya, dikutip Senin (29/4/2024).

Badan Geologi mengatakan lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat.

Sementara, morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara.

Menurut data Badan Geologi, daerah pesisir pantai tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D), sedangkan daerah perbukitan tersusun oleh tanah keras (kelas C).

"Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api," tulisnya.

Badan Geologi mengatakan sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

"Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi," pungkasnya.

Topik Menarik