Wall Street Dibuka Menguat Usai Inflasi AS Lebih Rendah dari Perkiraan
IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (18/12/2025), seiring pelaku pasar mencermati data inflasi terbaru yang tercatat lebih rendah dari perkiraan.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 202 poin atau sekitar 0,4 persen. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,7 persen dan Nasdaq Composite melonjak 1 persen.
Penguatan pasar turut ditopang kinerja saham sektor teknologi, khususnya emiten semikonduktor. Saham Micron Technology melesat 15 persen setelah perusahaan membukukan kinerja kuartal pertama fiskal yang melampaui ekspektasi analis serta menyampaikan proyeksi pendapatan yang solid. Kenaikan tersebut turut menghidupkan kembali sentimen positif pada tema kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Dari sisi makroekonomi, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat mencatat inflasi tahunan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) berada di level 2,7 persen. Sementara inflasi inti, yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi, tercatat sebesar 2,6 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi ekonom yang memperkirakan inflasi utama sebesar 3,1 persen dan inflasi inti 3 persen.
Kendati demikian, laporan CPI tersebut dirilis dengan sejumlah keterbatasan data akibat penundaan publikasi pasca penutupan pemerintahan AS sebelumnya. Kondisi ini membuat sebagian ekonom menilai data tersebut belum cukup kuat untuk menjadi sinyal awal tren penurunan inflasi yang berkelanjutan. Meski begitu, pasar merespons positif rilis data tersebut, terlebih setelah klaim pengangguran awal tercatat lebih rendah dari perkiraan.
Chief Investment Officer Americas UBS Global Wealth Management, Ulrike Hoffmann-Burchardi, menilai kombinasi kebijakan moneter yang lebih longgar, pertumbuhan ekonomi yang tetap solid, serta perkembangan teknologi AI akan menjadi katalis positif bagi pasar saham.
“Kami meyakini kombinasi pelonggaran kebijakan The Fed, pertumbuhan yang tangguh, serta kemajuan AI akan mendukung pasar ekuitas, baik di Amerika Serikat maupun pasar global,” ujarnya.
Pasar saham sebelumnya sempat tertekan oleh pelemahan saham teknologi. Indeks S&P 500 dan Dow Jones membukukan penurunan selama empat hari beruntun, sementara Nasdaq Composite sempat terkoreksi hampir 2 persen.
Pada perdagangan reguler, saham Oracle merosot lebih dari 5 persen setelah laporan menyebutkan investor utama menarik diri dari proyek pusat data senilai USD10 miliar di Michigan. Sentimen tersebut menekan saham-saham teknologi lainnya, termasuk Broadcom yang turun 4,5 persen, serta Nvidia dan Advanced Micro Devices yang juga melemah.
Sementara itu, Micron Technology optimistis terhadap prospek jangka panjang bisnisnya seiring lonjakan permintaan memori untuk pusat data dan server AI. Manajemen memperkirakan total pasar memori berkecepatan tinggi akan mencapai USD100 miliar pada 2028, dengan pertumbuhan tahunan majemuk sekitar 40 persen.
(Rahmat Fiansyah)









