Axis Communication Kembangkan Sistem Pemantauan Berbasis AI untuk Cegah Kecelakaan Kerja
IDXChannel - Angka kecelakaan kerja di Indonesia mengalami peningkatan. Pada periode Januari hingga April 2025, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat angka kecelakaan kerja mencapai 12 persen atau setara 47.300 kasus.
Berdasarkan data tersebut keselamatan kerja menjadi perhatian, terutama bagi industri yang beroperasi di lingkungan berisiko tinggi seperti minyak dan gas, pertambangan, serta manufaktur. Operasi yang semakin kompleks dan berbahaya mulai dari paparan gas beracun, tekanan ekstrem, hingga potensi kebakaran sistem keselamatan berbasis teknologi menjadi semakin penting untuk melindungi nyawa dan memastikan keberlangsungan bisnis.
Axis Communications, perusahaan pengawasan jaringan yang berbasis di Swedia, mengembangkan solusi pengawasan video, audio, radar, dan sensor berbasis AI. Sistem cerdas ini secara proaktif mendeteksi bahaya, mencegah kecelakaan, dan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan kerja nasional dan internasional.
“Pendekatan proaktif terhadap keselamatan kerja tidak hanya melindungi nyawa, tetapi juga menjaga kelangsungan operasi. Kelalaian yang membahayakan pekerja sering kali berujung pada downtime yang mahal dan kerugian besar. Di lingkungan berisiko tinggi, langkah keselamatan harus bersifat preventif, prediktif, dan berbasis data,” ujar Country Manager Axis Communications Indonesia, Johny Dermawan, dalam pernyataan resminya, Kamis (18/12/2025).
Solusi pemantauan bertenaga AI dari Axis menggabungkan deteksi real-time dengan analitik prediktif untuk membantu perusahaan beralih dari manajemen keselamatan yang reaktif menuju pencegahan yang proaktif. Sistem audio jaringan dapat memberikan peringatan otomatis atau instruksi evakuasi, sementara radar dan kamera tahan cuaca memastikan visibilitas berkelanjutan bahkan dalam kondisi minim cahaya atau cuaca ekstrem.
Analitik AI menjadi sistem tingkat lanjut yang memungkinkan identifikasi dini terhadap potensi bahaya seperti pekerja tanpa alat pelindung diri (APD), kebocoran asap atau gas, serta pola panas tidak normal yang dapat memicu peringatan segera melalui pengeras suara terintegrasi atau sistem kontrol akses. Kamera termal semakin meningkatkan pencegahan dengan mendeteksi perubahan suhu halus yang mengindikasikan korosi, peningkatan tekanan, atau titik potensi percikan api.
“Untuk area dengan risiko ledakan, Axis menyediakan kamera dan perangkat audio berpelindung ledakan yang dirancang untuk mencegah sumber penyulut dan memantau zona berbahaya yang tidak dapat diakses manusia,” kata Johny.
“Perangkat ini, yang tertutup dalam casing logam tahan percikan dan panas, dibuat untuk lingkungan Zona 1 dan Zona 2, di mana gas atau uap mudah terbakar dapat muncul dalam kondisi operasi normal maupun abnormal,” sambungnya.
Teknologi tersebut juga diterapkan pada fasilitas pemrosesan kimia, produksi farmasi, dan penyimpanan biji-bijian, di mana risiko ledakan dapat terjadi. Saat insiden tak terduga muncul, solusi dari Axis Communications memberikan akses jarak jauh dan pemantauan situasi secara real-time, memungkinkan respons cepat berbasis data terhadap keadaan darurat seperti pekerja terjatuh, deteksi asap, atau kebocoran gas tahap awal.
Hal tersebut selaras dengan regulasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Indonesia serta standar global ISO 45001:2018. “Melalui pemantauan berbasis AI dan analitik prediktif, Axis mengubah keselamatan kerja menjadi keunggulan strategis,” kata Johnny.
“Dengan memungkinkan deteksi bahaya secara dini, respons real-time, dan manajemen keselamatan yang berkelanjutan, kami membantu organisasi melindungi manusia, mengoptimalkan kinerja, dan membangun masa depan industri yang lebih aman,” tuturnya.
(Febrina Ratna Iskana)










